Obat-obatan
hipnotik sedatif adalah istilah untuk obat-obatan yang mampu mendepresi sistem saraf pusat. Sedatif adalah
substansi yang memiliki aktifitas moderate yang memberikan efek
menenangkan, sementara hipnotik adalah substansi yang dapat memberikan efek mengantuk
dan yang dapat memberikan onset serta mempertahankan tidur.
Secara klinis
obat-obatan sedatif-hipnotik digunakan sebagai obat-obatan yang berhubungan
dengan sistem saraf pusat seperti tatalaksana nyeri akut dan kronik, tindakan
anestesia, penatalaksanaan kejang, serta insomnia.
Hipnotik
Sedatif merupakan golongan obat depresan susunan saraf pusat (SSP) yang relatif
tidak selektif, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan kantuk, menidurkan, hingga
yang berat yaitu hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati,
bergantung kepada dosis.
Pada dosis terapi obat sedatif menekan aktivitas, menurunkan respon terhadap
rangsangan emosi dan menenangkan. Obat Hipnotik menyebabkan kantuk dan mempermudah
tidur serta mempertahankan tidur yang menyerupai tidur fisiologis.
Obat
hipnotika dan sedatif biasanya merupakan turunan Benzodiazepin. Beberapa obat
Hipnotik Sedatif dari golongan Benzodiazepin digunakan juga untuk indikasi
lain, yaitu sebagai pelemas otot, antiepilepsi, antiansietas dan sebagai
penginduksi anestesis.
Gb.
Cara kerja obat golongan Benzodiazepine
Obat-obat Hipnotik Sedatif yang
beredar di Indonesia :
- Flurazepam
Flurazepam diindikasikan sebagai obat untuk mengatasi insomnia. Hasil dari
uji klinik terkontrol telah menunjukkan bahwa Flurazepam menguarangi
secara bermakna waktu induksi tidur, jumlah dan lama terbangun selama
tidur , maupun lamanya tidur. Mula efek hipnotik rata-rata 17 menit
setelah pemberian obat secara oral dan berakhir hingga 8 jam.
Efek residu sedasi di siang hari terjadi pada sebagian besar
penderita,oleh metabolit aktifnya yang masa kerjanya panjang, karena itu
obat Fluarazepam cocok untuk pengobatan insomia jangka panjang dan
insomnia jangka pendek yang disertai gejala ansietas di siang hari.
- Midazolam
Midazolam digunakan agar pemakai menjadi mengantuk atau tidur dan
menghilangkan kecemasan sebelum pasien melakukan operasi atau untuk tujuan
lainnya Midazolam kadang-kadang digunakan pada pasien di ruang ICU agar
pasien menjadi pingsan. Hal ini dilakukan agar pasien yang stres menjadi
kooperatif dan mempermudahkan kerja alat medis yang membantu pernafasan.
- Nitrazepam
Nitrazepam bekerja dengan meningkatkan aktivitas GABA, sehingga mengurangi
fungsi otak pada area tertentu. Dimana menimbulkan rasa kantuk,
menghilangka rasa cemas, dan membuat otot relaksasi.Nitrazepam biasanya
digunakan untuk mengobati insomnia. Nitrazepam mengurangi waktu terjaga
sebelum tidur dan terbangun di malam hari, juga meningkatkan panjangnnya
waktu tidur. Seperti Nitrazepam ada dalam tubuh beberapa jam, rasa kantuk
bisa tetap terjadi sehari kemudian.
- Estazolam
Estazolam digunakan jangka pendek untuk membantu agar mudah tidur dan
tetap tidur sepanjang malam. Estazolam tersedia dalam bentuk tablet digunakan
secara oral diminum sebelum atau sesudah makan. Estazolam biasanya
digunakan sebelum tidur bila diperlukan.
- Zolpidem Tartrate
Zolpidem Tartrate bukan Hipnotika dari golongan Benzodiazepin tetapi
merupakan turunan dari Imidazopyridine. Zolpidem disetujui untuk
penggunaan jangka pendek (biasanya dua minggu) untuk mengobati insomnia.
Amfetamin menunjukkan efek neurologi
dan klinik yang amat mirip dengan yang terjadi pada kokain.
Mekanisme kerja
Efek amfetamin secara tidak langsung
pada SSP dan SSP (perifer), tergantung peningkatan kadar transmiter pada ruang
sinap. Amfetamin memberikan efek ini melepaskan depot intraselular katekolamin.
Karena amfetamin menghambat monoamine oksidase (MAO).
Efek pada SSP: memacu sumbu
serebrospinalis keseluruhan korteks, batang otak, sambungan otak dan medula.
Ini meningkatkan kesiagaan, berkurangnya keletihan, menekan nafsu makan dan
insomnia. Pada dosis tinggi menyebabkan kejang.
Efek pada Saraf Simpatik: mempengaruhi sistem adrenergik,
memacu respetor secara tidak langsung melalui pelepasan norepinefrin.
Penggunaan dalam terapi: bisa
menimbulkan toleransi sampai efek euforia dan anoreksia dengan penggunaan
kronis.
a. sindrom kurang atensi:
menghilangkan beberapa masalah tingkah laku pada sinrdrom ADHD.
b. Narkolepsi: suatu penyakit dengan
keinginan tidur yang luar biasa.
Farmakokinetik: diabsorbsi sempurna
dalam saluran pencernaan, dimetabolisme di hati dan dikeluarkan melalui urine.
Penyalahgunaan biasa digunakan melalui suntikan intravena atau merokok. Euforia
berlangsung 4-6 jam atau 4-8 kali lebih lama dari efek kokain. Amfetamine
menimbulkan adiksi ketergantungan dan keinginan mendapatkan obat.
Efek samping:
a.
efek pusat: yang tidak diinginkan,
insomnia, iritabel, lemah, pusing, gemetar, dan refleks hiperaktif. Dapat
menyebabkan: konfusi, delirium, panik dan tendensi bunuh diri terutama pada
pasien sakit mental. Dapat menimbulkan adiksi dan toleransi.
b.
efek kadiovaskular: palpitasi,
aritmia jantung, hipertensi, sakit angina, kolaps kambuh, sakit kepala,
menggigil, keringat ngucur.
c.
efek pada pencernaan: anoreksia,
mual, muntah, kram perut dan diare.
Pengertian Amfetamin
Amfetamin adalah kelompok
narkoba yang dibuat secara sintetis dan akhir-akhir ini menjadi populer
di Asia Tenggara. Amfetamin biasanya berbentuk bubuk putih, kuning atau coklat
dan kristal kecil berwarna putih. Cara memakai amfetamin yang paling umum
adalah dengan menghirup asapnya. Nama-nama lain: Shabu, SS, Ubas, Ice
dll.Stimulan-stimulan seperti amfetamin mempengaruhi sistem saraf pusat dengan
mempercepat kegiatan bahan-bahan kimia tertentu di dalam otak. Contoh stimulan
lain misalnya kafein dan kokain.
Obat-obat Amphetamin
Obat-obat yang termasuk ke dalam
golongan amfetamin adalah:
- Amfetamin
- Metamfetamin
- Metilendioksimetamfetamin (MDMA, ecstasy atau Adam).
Penggunaan Amphetamin
Amfetamin
bisa disalahgunakan selama bertahun-tahun atau digunakan sewaktu-waktu. Bisa
terjadi ketergantungan fisik maupun ketergantungan psikis.
Beberapa
amfetamin tidak digunakan untuk keperluan medis dan beberapa lainnya dibuat dan
digunakan secara ilegal. Misalnya penyalahgunaan MDMA sebelumnya tersebar luas
di Eropa. MDMA mempengaruhi penyerapan ulang serotonin (salah satu penghantar
saraf tubuh) di otak dan diduga menjadi racun bagi sistim saraf.
Amfetamin
meningkatkan kesiagaan (mengurangi kelelahan), menambah daya konsentrasi,
menurunkan nafsu makan dan memperkuat penampilan fisik.
Obat ini menimbulkan perasaan nyaman atau euforia (perasaan senang yang
berlebihan).
Beberapa
pecandu amfetamin adalah penderita depresi dan mereka menggunakan efek
peningkat-suasana hati dari amfetamin untuk mengurangi depresinya sementara
waktu.
Pada atlet
pelari, amfetamin bisa memperbaiki penampilan fisik, perbedaan sepersekian detik
bisa menentukan siapa yang menjadi juara.
Para pengemudi truk jarak jauh menggunakan amfetamin supaya mereka tetap
terjaga. Selain merangsang otak, amfetamin juga meningkatkan tekanan darah dan
denyut jantung.
Kematian lebih mungkin terjadi jika:
- MDMA digunakan dalam ruangan
hangat dengan ventilasi yang kurang
- pemakai sangat aktif secara fisik (misalnya menari dengan cepat)
- pemakai berkeringat banyak dan tidak minum sejumlah cairan yang cukup untuk
menggantikan hilangnya cairan.
Orang yang
memiliki kebiasaan menggunakan amfetamin beberapa kali sehari, dengan segera
akan mengalami toleransi.
Jumlah yang digunakan pada akhirnya akan meningkat sampai beberapa ratus kali
dosis awal.
Pada dosis
tertentu, hampir semua pecandu menjadi psikostik, karena amfetamin dapat
menyebabkan kecemasan hebat, paranoia dan gangguan pengertian terhadap
kenyataan hidup. Reaksi psikotik meliputi halusinasi dengar dan lihat
(melihat dan mendengar benda yang sebenarnya tidak ada) dan merasa sangat
berkuasa. Efek tersebut bisa terjadi pada siapa saja, tetapi yang lebih rentan
adalah pengguna dengan kelainan psikiatrik (misalnya skizofrenia).
Gejala
yang berlawanan dengan efek amfetamin terjadi jika amfetamin secara tiba-tiba
dihentikan penggunannya. Pengguna akan menjadi lelah atau mengantuk, yang bisa
berlangsung selama 2-3 hari setelah penggunaan obat dihentikan. Beberapa
pengguna sangat cemas dan gelisah.
Pengguna
yang juga menderita depresi bisa menjadi lebih depresi jika obat ini berhenti
digunakan.
Mereka
menjadi cenderung ingin bunuh diri, tetapi selama beberapa hari mereka
mengalami kekurangan tenaga untuk melakukan usaha bunuh diri.
Karena itu pengguna menahun perlu dirawat di rumah sakit selama timbulnya
gejala putus obat.
Pada
pengguna yang mengalami delusi dan halusinasi bisa diberikan obat anti-psikosa
(misalnya klorpromazin), yang akan memberikan efek menenangkan dan mengurangi
ketegangan. Tetapi obat anti-psikosa bisa sangat menurunkan tekanan darah.
Penyalahgunaan
Amfetamin
Obat-obat
yang termasuk ke dalam golongan amfetamin adalah: – Amfetamin – Metamfetamin –
Metilendioksimetamfetamin (MDMA, ecstasy atau Adam). Amfetamin bisa
disalahgunakan selama bertahun-tahun atau digunakan sewaktu-waktu. Bisa terjadi
ketergantungan fisik maupun ketergantungan psikis. Dulu ketergantungan terhadap
amfetaamin timbul jika obat ini diresepkan untuk menurunkan berat badan, tetapi
sekarang penyalahgunaan amfetamin terjadi karena penyaluran obat yang ilegal.
Amfetamin
atau Amphetamine atau Alfa-Metil-Fenetilamin atau beta-fenil-isopropilamin,
atau benzedrin, adalah obat golongan stimulansia (hanya dapat diperoleh dengan resep dokter) yang biasanya
digunakan hanya untuk mengobati gangguan hiperaktif karena kurang perhatian
atau Attention-deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada pasien dewasa dan anak-anak. Juga digunakan untuk
mengobati gejala-gejala luka-luka traumatik pada otak
dan gejala mengantuk pada siang hari pada kasus narkolepsi dan sindrom kelelahan
kronis.
Pada
awalnya, amfetamin sangat populer digunakan untuk mengurangi nafsu makan dan
mengontrol berat badan. Merk dagang Amfetamin (di AS) antara lain Adderall, dan Dexedrine. Sementara di Indonesia dijual dalam kemasan injeksi dengan
merk dagang generik. Obat ini juga digunakan secara ilegal sebagai obat untuk
kesenangan (Recreational
Club Drug) dan sebagai peningkat penampilan
(menambah percaya diri atau PD). Istilah “Amftamin” sering digunakan pada
campuran-campuran yang diturunkan dari Amfetamin.
Pengaruh langsung pemakaian amfetamin
- Nafsu makan berkurang.
- Kecepatan pernafasan dan denyut jantung meningkat.
- Pupil mata membesar.
- Merasa nyaman; energi dan kepercayaan diri meningkat
secara tidak normal.
- Susah tidur.
- Hiperaktif dan banyak bicara.
- Mudah panik.
- Mudah tersinggung, marah dan agresif.
Pengaruh jangka panjang pemakaian amfetamin
- Menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi dan
penyakit.
- Pemakai beresiko menderita kekurangan gizi.
- Mengalami gangguan kejiwaan akibat amfetamin, termasuk
diantaranya delusi, halusinasi, paranoid dan tingkah laku yang aneh.
- Perlu meminum obat-obatan lain untuk menutupi
pengaruh-pengaruh amfetamin.
- Ketergantungan; tubuh pemakai menyesuaikan diri dengan
amfetamin.
Bahaya dan akibat lain
Toleransi dan ketergantungan
Toleransi
terhadap amfetamin berarti pengguna ampetamin akan tergantung dengan obat ini,
dengan dosis yang semakin lama semakin tinggi untuk mendapatkan pengaruh yang
sama. Narkoba ini juga menjadi kebutuhan yang utama, dalam pikiran, perasaan
dan kegiatan pemakai, sehingga akan sulit untuk berhenti atau mengurangi
pemakaian. Inilah yang disebut ketergantungan.
Kelebihan
dosis amfetamin seringkali dicampur dengan bahan-bahan berbahaya lainnya,
sehingga sulit untuk mengetahui bagaimana tubuh akan bereaksi. Juga sukar untuk
mengetahui dosis dari obat yang sedang dipakai. Hal ini dapat menyebabkan over
dosis (OD).Over dosis amfetamin menyebabkan:
- Denyut jantung yang tidak beraturan.
- Serangan jantung.
- Demam tinggi.
- Pecahnya pembuluh-pembuluh darah di otak.
- Kematian.
Tindak kejahatan
Pemakai
seringkali terpaksa melakukan tindak kejahatan untuk menyokong ketagihan mereka
pada amfetamin. Mereka mungkin mencuri uang dan barang-barang lain yang dapat
mereka jual dari orangtua atau saudara-saudara mereka. Mereka juga mungkin
terlibat dalam tindak kejahatan yang lebih berat yang dapat membuat mereka
dipenjara atau menempatkan mereka ke dalam keadaan yang sangat
berbahaya.Narkoba dan hukum
Memiliki, memakai atau menjual amfetamin secara bebas, di Indonesia merupakan
pelanggaran hukum dan dapat dikenakan hukuman pidana berupa penjara dan/atau
denda yang berat.
Barangsiapa
dihukum atas tuduhan yang berkenaan dengan narkoba akan memiliki catatan
kriminal. Hal ini dapat menimbulkan masalah-masalah lain dalam hidup; dari
kesulitan mendapatkan pekerjaan atau visa perjalanan sampai kesulitan mendapat
kesempatan pendidikan, di dalam dan di luar negeri.
Gejala-gejala awal over dosis:
- Kulit pucat atau membiru.
- Hilang kesadaran.
- Melemahnya denyut jantung.
- Sawan.
- Kesulitan bernapas.
Apabila Anda menemukan salah satu
dari gejala diatas, carilah pertolongan secepatnya. Meninggalkan
seseorang dalam kondisi ini dapat berakibat fatal. Langkah-langkah yang dapat
diambil sebelum adanya bantuan:
- Bebaskan jalan pernafasannya (pada hidung dan mulut).
- Baringkan dia pada sisi tubuhnya – jika terlentang, dia
dapat tercekik bila muntah.
- Periksa pernafasannya.
- Periksa detak jantungnya.
Ciri ciri Gangguan Intoksikasi
Amfetamin menurut DSM-IV-TR meliputi :
- Perilaku tidak semestinya atau perubahan psikologis
yang signifikan misalnya, euforia, hypervigilance (kewaspadaan yang
berlebihan), penilaian yang terhambat, fungsi yang terhambat, selama atau
tidak lama setelah menggunakan amfetamin.
- Terdapat dua atau lebih dari tanda tanda berikut ini :
detak jantung yang meningkat atau berkurang, dilatasi (pembesaran) pupil,
mual, berat badan turun secara signifikan, agitasi atau perlambatan
psikomotorik, kelemahan otot, kebingungan, kejang kejang atau koma.
Pada dosis
rendah, amfetamin dapat menginduksi perasaan girang dan giat serta dapat
mengurangi kelelahan. Anda secara harfiah merasa up (naik ke atas). Tetapi
setelah periode elevasi, Anda kembali turun dan crash (jatuh), merasa depresi
atau lelah. Dalam kuantitas yang cukup, stimulan dapat menimbulkan gangguan
penggunaan afetamin (amphetamine use disorders).
Obat ini
pada awalnya diresepkan untuk mengontrol berat badannya. Para pengemudi long
haul truck, pilot dan sebagian mahasiswa yang berusaha begadang semalaman
menggunakan amfetamin untuk mendapatkan energi ekstra dan agar tidak mengantuk.
Amfetamin diresepkan untuk para penderita narcolepsy, gangguan tidur yang
ditandai oleh perasaan mengantuk yang eksesif.
Kriteria
diagnostik DSM-IV-TR untuk intoksikasi amfetamin termasuk gejala gejalah
perilaku yang signifikan seperti euforia atau afeksi yang menumpul, perubahan
dalam sosiabilitas, sensitivitas interpersonal, kecemasan, ketegangan, amarah,
perilaku stereotipe, penilaian yang terhambat dan fungsi sosial atau pekerjaan
yang terhambat.
Selain
itu, gejala gejala fisiologis muncul selama atau tidak lama setelah amfetamin
atau substansi substansi terkait dicerna dan dapat meliputi perubahan detak
jantung atau tekanan darah, berkeringat atau menggigil kedinginan, mual atau
muntah, kehilangan berat badan, kelemahan otot, depresi pernafasan, nyeri dada,
kejang kejang atau koma.
Bahaya
yang terkandung dalam penggunaan amfetamin dan stimulan lainnya adalah efek
efek negatifnya. Intoksikasi berat atau overdosis dapat mengakibatkan
halusinasi, panik, agitasi dan delusi paranoid (Mack dan kawan kawan, 2003).
Toleransi terbangun dengan cepat, yang membuatnya dua kali lipat lebih
berbahaya. Withdrawal substansi ini sering mengakibatkan apati, waktu tidur
yang lebih panjang, iritabilitas dan depresi.
Sebuah
amfetamin yang disebut methylene dioxymethamphetamine (MDMA) yang disintesiskan
untuk pertama kalinya pada 1912 di Jerman, digunakan sebagai penekan nafsu
makan (Grob dan Polan, 1997). Penggunaan rekreasional dari obat ini yang
sekarang biasa disebut Ecstacy, melonjak tajam pada akhir 1980an. Setelah
methamphetamine, MDMA adalah club drug yang paling sering menyeret orang
keruang gawat darurat rumah sakit dan telah melampaui frekuensi penggunaan LSD
(Substance Abuse and Mental Health Service Administration, 2003b).
Salah
seorang penggunanya mendeskripsikan efek efeknya, sangat mirip dengan speed
tetapi tanpa disertai kemunduran dan Anda merasa hangat dan trippy (ringan)
seperti asam, tetapi tanpa kemungkinan mengalami freaked out (perilaku yang
khas pada pemakai obat bius) berat (O Hagan, 1992, hlmn. 10).
Obat ini
menimbulkan kecenderungan agresif yang nyata dan tetap tinggal dalam sistem
hingga waktu yang lama, lebih lama dibanding kokain, yang membuatnya sangat
berbahaya (Sten dan Ellinwood, 1993). Tetapi perasaan menyenangkan dalam jangka
pendek yang ditimbulkan oleh amfetamin amfetamin baru ini membuat potensi
penggunanya untuk menjadi tergantung kepadanya sangat tinggi, dengan resiko
mengalami berbagai masalah jangka panjang yang lebih besar pula.
Nama
generic: D-pseudo epinefrin. Nama jalanan: speed, meth, crystal, uppers, whiz,
dan sulphate. Bentuk: bubuk warna putih dan keabu-abuan.
Ada dua jenis amphetamine
1.
MDMA (Methylene Dioxy
Methamphetamin), nama lain: fantacy pils, inex, cece, cein, tidak selalu berisi
MDMA karena merupakan designer drug, dicampur zat lain untuk mendapatkan efek
yang diharapkan. Dikemas dalam bentuk pil atau kapsul.
2.
Methamfetamin, cara penggunaanya,
dalam bentuk pil di minum peroral, dalam bentuk kristal dibakar dengan
menggunakan kertas aluminium foil dan asapnya dihisap (intra nasal) atau
dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus, dalam bentuk
kristal yang dilarutkan, dapat juga melalui intravena.