Jumat, 28 Desember 2012

Analisis Sediaan Obat Propiltiorasil dan Tolbutamida

Kali ini saya akan memberikan beberapa informasi tentang tugas Analisis Sediaan Obat yang diberikan dosen saya, tugas tersebut berisikan tentang identifikasi obat obatan, dimana melingkupi bahan aktiv obat, metode, alat dan bahan, kondisi analisis serta prosedur analisis obat.
Disini saya membahas tentang Analisis Obat Propiltiorasil dan Tolbutamida. Silahkan coba kalian lihat di link berikut ini http://www.4shared.com/file/7DinrJCe/TUGAS_TABLET_PROPILTIOURASIL.html dan http://www.4shared.com/office/FdhQ9Yt_/TUGAS_TABLET_TOLBUTAMIDA_ASO.html

Resume Jurnal Internasional Aerosol


Ini merupakan tugas resume kuliah Sediaan Likuid tentang jurnal internasional Aerosol.

Volatilitas Pengukuran Aerosol Menggunakan Peningkatan Thermodenuder: Aplikasi Untuk Aerosol Organik Sekunder

Sebuah thermodenuder peningkatan digunakan untuk mengukur volatilitas dari aerosol organik sekunder (SOA) yang dihasilkan selama α-pinene/O3 dan α-pinene/NOx fotooksidasi, dimana system peningkatan thermodenuder laboratorium ini yakni dengan menggabungkan stabilitas termal dan berbagai waktu tinggal aerosol yang dikembangkan dan diuji. Suhu thermodenuder (di bagian dipanaskan dan adsorpsi / pendinginan) tetap stabil (penyimpangan kurang dari 2°C) selama beberapa jam pada laju aliran hingga 5 L min-1 dan suhu zona pemanasan 50-400°C. Kerugian dalam difusi sistem untuk partikel atmosfer pada kisaran accummulation (100-1000 nm) adalah beberapa persen atau kurang. Desain umum dari thermodenuder tersebut yakni seperti gambar berikut ini: 



Sistem ini terdiri dari dua bagian, bagian pemanas dan uap organik adsorpsi dan sistem pendinginan. Pada laju alir 1 L min-1, waktu tinggal rata-rata aerosol dalam tungku adalah 15,8 s. Ini jauh lebih lama daripada kebanyakan thermodenuders komersial dan penelitian-kelas yang ada. Adsorpsi / bagian pendingin terdiri dari dua silinder konsentris stainless steel terhubung ke bagian pemanasan dengan panjang 55 cm. Air pada suhu kamar bersirkulasi (Fisher Scientific Model 9610) antara silinder dalam dan luar untuk membantu pendinginan dan meningkatkan stabilitas termal dari sistem. Ketika sampel aerosol dipanaskan melewati bagian adsorpsi / pendinginan, bahan menguap yang teradsorpsi pada karbon aktif dan didinginkan sampai suhu kamar menghindari potensi re-kondensasi. Sampel keluar thermodenuder adalah dalam 5°C dari suhu ruang untuk semua kondisi operasi. Karbon aktif dibuat ulang atau diganti setelah sekitar 200 jam operasi di normal beban aerosol organik (10-100 mg m-3).

Thermodenuder ini memungkinkan berbagai waktu tinggal aerosol di zona dipanaskan dibandingkan dengan sistem yang ada menghindari komplikasi karena memperlambat massa dan proses perpindahan panas. Kinerja thermodenuder itu diuji menggunakan partikel amonium sulfat mono-dispersi.

Sebuah Amonium partikel sulfat digunakan sebagai model aerosol untuk karakterisasi sistem dan untuk memungkinkan antar-perbandingannya dengan thermodenuders lainnya. Hampir 98% dari volume SOA dihasilkan (produk generasi pertama) dari α-pinene/O3 reaksi diuapkan setelah sekitar 15 s pada 75°C. SOA diperoleh dari α-pinene/NOx Menunjukkan karakteristik volatilitas yang sama. Partikel menguap pada zona dipanaskan thermodenuder dalam upaya untuk mencapai kesetimbangan dengan fasa gas sekitarnya.

Hasil jurnal tersebut menunjukkan bahwa keseimbangan ini tidak tercapai dalam beberapa detik untuk partikel SOA sekecil 100-200 nm dan distribusi ukuran yang dihasilkan setelah thermodenuder cukup sensitif terhadap waktu tinggal partikel pada zona dipanaskan. Skala waktu untuk keseimbangan tergantung pada ukuran partikel dan koefisien akomodasi (dan resistensi lain untuk transfer massa dalam partikel) dari senyawa menguap. Hasil ini menggaris bawahi bahwa pentingnya melakukan pengukuran volatilitas dari laboratorium dan aerosol organik sekitarnya dengan thermodenuders pada kisaran waktu tinggal sehingga efek perpindahan massa dapat setidaknya sebagian dipisahkan dari volatilitas yang sebenarnya dari komponen SOA.

Volatilitas SOA diselidiki dalam kisaran 50°-220°C suhu. Hampir 98% dari volume SOA yang dihasilkan dari reaksi α-pinene/O3. Menguap pada 75°C setelah 15,8 s pada zona dipanaskan. Namun, lebih dari 50% dari massa partikel tidak menguap pada 100°C ketika waktu tinggal dikurangi menjadi 1,6 s. SOA diperoleh dari α-pinene/NOx fotooksidasi. Menunjukkan karakteristik volatilitas yang sama bahkan setelah 10 h "aging" di ruang asap. Massa aerosol diukur tersisa setelah partikel melewati thermodenuder cukup sensitif terhadap waktu tinggal mereka di zona panas dari sistem, untuk waktu tinggal dari urutan detik. Menafsirkan massa aerosol tersisa sebagai non-volatile bahkan ketika thermodenuder beroperasi pada suhu di atas 200°C kemungkinan mengalami kesalahan jika waktu tinggal rendah (kurang dari beberapa detik) yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA
Woo Jin An, dkk. 2006. Aerosol Volatility Measurement Using an Improved Thermodenuder: Aplication to Secondary Organic Aerosol. Jurnal of Aerosol Science 38 (2007) 305-314.  http://www.4shared.com/office/w8G1PZwk/Volatilitas_Pengukuran_Aerosol.html

Senin, 29 Oktober 2012

Stabilitas Emulsi



A.Pengertian
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu :
  1. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk penggunaan oral.
  2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.
  3. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata.
  4. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
  5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal.
  6. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
B.Stabilitas Suspensi
Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari pertikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi. Beberapa faktor yang mempengaruhi stabiltas suspensi adalah :
1.Ukuran Partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antar luas penampang dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel maka semakin kecil luas penampangnya.
2.Kekentalan / Viskositas
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil). Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum ” STOKES”
Ket :
V = Kecepatan Aliran
d = Diameter Dari Partikel
p = Berat Jenis Dari Partikel
p0 = Berat Jenis Cairan
g = Gravitasi
ŋ = Viskositas Cairan
3.Jumlah Partikel / Konsentrasi
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut.
Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.
4.Sifat / Muatan Partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat mempengruhi.
Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer, homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat larut kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya besifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).
Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :
1. Bahan pensuspensi dari alam.
Bahan pensuspensi dari alam yang biasanya digunakan adalah jenis gom / hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, PH, dan proses fermentasi bakteri.
a. Termasuk golongan gom :
Contonya : Acasia ( Pulvis gummi arabici), Chondrus, Tragacanth , Algin
b. Golongan bukan gom :
Contohnya : Bentonit, Hectorit dan Veegum.
2. bahan pensuspensi sintesis
a. Derivat Selulosa
Contohnya : Metil selulosa, karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa.
b.Golongan organk polimer
Contohnya : Carbaphol 934.
C. Cara Mengerjakan Obat Dalam Suspensi
1. Metode pembuatan suspensi :
Suspensi dapat dibuat dengan cara :
  • Metode Dispersi
  • Metode Precipitasi
2. Sistem pembentukan suspensi :
  • Sistem flokulasi
  • Sistem deflokulasi
Secara umum sifat-sifat dari partikel flokulasi dan deflokulasi adalah :
a. Deflokulasi
  • Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain.
  • Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing patikel mengendap terpisah dan ukuran partikel adalah minimal.
  • Sediaan terbentuk lambat.
  • Diakhir sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi.
b.Flokulasi
  • Partikel merupakan agregat yang basa
  • Sedimentasi terjadi begitu cepat
  • Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi kembali seperti semula.
D.Formulasi suspensi
Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori :
  • Pada penggunaan ”Structured Vehicle” untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi Structured Vehicle, adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit, dan lain-lain.
  • Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun terjadi cepat pengendapan, tetapi dengan pengocokan ringan mudah disuspensikan kembali.
Pembuatan suspensi sistem flokulasi ialah :
1. Partikel diberi zat pembasah dan dispersi medium.
2. Lalu ditambah zat pemflokulasi, biasanya berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer.
3. Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir.
4. Apabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap, maka ditambah Structured Vehicle.
5. Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi dalam Structured Vehicle.
E.Penilaian Stabilitas Suspensi
1. Volume sedimentasi
Adalah Suatu rasio dari volume sedimentasi akhir (Vu) terhadap volume mula mula dari suspensi (Vo) sebelum mengendap.
 2. Derajat flokulasi.
Adalah Suatu rasio volume sedimentasi akhir dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap volume sedimentasi akhir suspensi deflokulasi (Voc).

3.Metode reologi
Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas, membantu menemukan perilaku pengendapan, mengatur vehicle dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan.
4.Perubahan ukuran partikel
Digunakan cara Freeze-thaw cycling yaitu temperatur diturunkan sampai titik beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang pokok menjaga tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat kristal.

Pustaka:
Anief. Moh. 2000. Farmasetika. Gajah Mada University Press : Yogyakarta
Lahman. L, dkk.1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi III. UI Press : Jakarta
Soetopo. Seno, dkk. 2001. Teori Ilmu Resep. Jakarta

Sabtu, 05 Mei 2012

"Saya Rasa Ini Perlu di Publish Ulang"


Pas blogwalking bin jalan2 ke teman, tadi dapetin tips menarik berikut ini tentang cara menaikkan PageRank dengan MLM backlink. Wao wao…ini dia yang saya cari-cari. Meski saya termasuk yang udah terlambat, tapi harus tetap mencoba dan optimis dapetin backlink. Semangaatttt….hihihihi

Mempunyai blog dengan Pagerank yang tinggi tentu saja menjadi salah satu idaman para blogger. Selain bisa nunjukin popularitas (meski sebenarnya bukan buat gaya-gayaan..), blog dengan Pagerank tinggi bisa jadi salah satu media kita para blogger untuk dapetin dollar bin duit, ya nggak brader ‘en sista? Menurut para senior, ada banyak cara untuk meningkatkan Pagerank (PR) Blog kita. Nah salah satunya adalah seperti yang diutarakan salah satu brader suhu saya di Saungweb. Cara Menaikan Pagerank Dengan MLM Backlink ini diyakini ini bisa menaikan pagerank dengan mudah dan relatif cepat laksana pemasaran Multi Level Marketing.



Cara Menaikan Pagerank Dengan MLM Backlink ini seperti umumnya bisnis MLM yang memanfaatkan kedahsyatan faktor kali. Nggak perlulah berlama-lama membahas MLM ini. Sekarang lebih baik saya mengajak anda semua untuk memanfaatkan kedahsyatan faktor kali dan kecepatan penyebaran ini dalam bentuk backlink. Lantas gimana caranya? Caranya sangat mudah. Anda hanya perlu meletakkan link-link peserta di bawah ini di Blog atau Artikel anda:
  1. Gandhi Blog
  2. Saung Bisnisku
  3. Saungweb
  4. Sudut Hati
  5. Belajar dan berbagi
  6. cerita lucu
  7. Spesifikasi dan Harga Notebook
  8. Jendela Kita
  9. Permathic Blog
  10. http://anitabintiakhamad.blogspot.com/

Caranya detilnya seperti berikut :

1. Buat postingan seperti ini atau copy paste aja artikel ini termasuk copy link location nya, terus hapus peserta No.1 dari daftar. Sehingga semua peserta naik 1 level. Yang tadi nomor 2 jadi nomor 1, nomor 3 jadi 2, dst.
2. Kemudian masukkan link anda sendiri di bagian paling bawah (nomor 10).
3. Sebarkan artikel ini atau cari minimal 5 orang untuk gabung. Lebih banyak tentu lebih baik, Jika tiap peserta mampu mengajak 5 orang saja, maka jumlah backlink yang akan didapat adalah :

Ketika posisi anda 10 jumlah backlink = 1 , Posisi 9 jml backlink = 5 , Posisi 8 jml backlink = 25, Posisi 7 jml backlink = 125, Posisi 6 jml backlink = 625, Posisi 5 jml backlink = 3.125 , Posisi 4 jml backlink = 15.625, Posisi 3 jml backlink = 78.125, Posisi 2 jml backlink = 390.625, Posisi 1 jml backlink = 1.953.125. Dan semuanya menggunakan kata kunci yang anda inginkan. Dari sisi SEO anda sudah mendapatkan 1.953.125 backlink dan efek sampingnya jika pengunjung Blog atau Web para downline anda mengklik link itu, anda juga mendapatkan traffik tambahan.

Nah, silahkan copy paste artikel ini, dan hilangkan peserta nomor 1 lalu tambahkan link anda di posisi 10. Ingat, anda harus mulai dari posisi 10 agar hasilnya maksimal. Karena jika anda tiba2 di posisi 1, maka link anda akan hilang begitu ada yang masuk ke posisi 10

                                                                                  sumber artikel :  Spesifikasi & Harga Notebook