EKSTRAKSI
Simplisia dapat digunakan secara langsung atau diolah
menjadi suatu bentuk sediaan herbal. Untuk memudahkan dalam proses produksi
sediaan herbal dilakukan suatu proses ekstraksi. Ekstraksi merupakan proses
pemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakan pelarut. Dengan melalui
ekstraksi, zat-zat aktif yang ada dalam simplisia akan terlepas. Terdapat
beberapa istilah yang perlu dietahui berkaitan dengan proses ekstraksi antara lain:
- Ekstraktan/menstrum: pelarut/campuran pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi
- Rafinat: sisa/residu dari proses ekstraksi
Dalam proses ekstraksi, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain:
- Jumlah simplisia yang akan diesktra
- Derajat kehalusan simplisia
Semakin halus, luas kontak permukaan akan semakin besar
sehingga proses ekstraksi akan lebih optimal.
1. Jenis pelarut yang digunakan
Jenis pelarut berkaitan dengan polaritas dari pelarut
tersebut. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses ekstraksi adalah senyawa
yang memiliki kepolaran yang sama akan lebih mudah tertarik/ terlarut dengan
pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang sama. Berkaitan dengan polaritas
dari pelarut, terdapat tiga golongan pelarut yaitu:
- Pelarut polar
Memiliki tingkat kepolaran yang tinggi, cocok untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang polar dari tanaman. Pelarut polar cenderung universal digunakan karena biasanya walaupun polar, tetap dapat menyari senyawa-senyawa dengan tingkat kepolaran lebih rendah. Salah satu contoh pelarut polar adalah: air, metanol, etanol, asam asetat. - Pelarut semipolar
Pelarut semipolar memiliki tingkat kepolaran yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut polar. Pelarut ini baik untuk mendapatkan senyawa-senyawa semipolar dari tumbuhan. Contoh pelarut ini adalah: aseton, etil asetat, kloroform - Pelarut nonpolar
Pelarut nonpolar, hampir sama sekali tidak polar. Pelarut ini baik untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang sama sekali tidak larut dalam pelarut polar. Senyawa ini baik untuk mengekstrak berbagai jenis minyak. Contoh: heksana, eter
Beberapa syarat-syarat pelarut yang ideal untuk ekstraksi:
- Tidak toksik dan ramah lingkungan
- Mampu mengekstrak semua senyawa dalam simplisia
- Mudah untuk dihilangkan dari ekstrak
- Tidak bereaksi dengan senyawa-senyawa dalam simplisia yang diekstrak
- Murah/ ekonomis
2. Lama waktu ekstraksi
Lama ekstraksi akan menentukan banyaknya senyawa-senyawa
yang terambil. Ada waktu saat pelarut/ ekstraktan jenuh. Sehingga tidak pasti,
semakin lama ekstraksi semakin bertambah banyak ekstrak yang didapatkan.
- Metode ekstraksi, termasuk suhu yang digunakanTerdapat banyak metode ekstraksi. Namun secara ringkas dapat dibagi berdasarkan penggunaan panas sehingga ada metode ekstraksi dengan cara panas, serta tanpa panas. Metode panas digunakan jika senyawa-senyawa yang terkandung sudah dipastikan tahan panas. Metode ekstraksi yang membutuhkan panas antara lain:
- Dekok
Ekstraksi dilakukan dengan solven air pada suhu 90°-95°C selama 30 menit. - Infus
Hampir sama dengan dekok, namun dilakukan selama 15 menit. - Refluks
Dilakukan dengan menggunakan alat destilasi, dengan merendam simplisia dengan pelarut/solven dan memanaskannya hingga suhu tertentu. Pelarut yang menguap sebagian akan mengembung kembali kemudian masuk ke dalam campuran simplisia kembali, dan sebagian ada yang menguap. - Soxhletasi
Mirip dengan refluks, namun menggunakan alat khusus yaitu esktraktor Soxhlet. Suhu yang digunakan lebih rendah dibandingkan dengan refluks. Metode ini lebih hemat dalam hal pelarut yang digunakan. - Coque
Penyarian dengan cara menggodok simplisia menggunakan api langsung. Hasil godokan setelah mendidih dimanfaatkan sebagai obat secara keseluruhan (termasuk ampas) atau hanya digunakan hasil godokannya saja tanpa menggunakan ampasnya. - Seduhan
Dilakukan dengan menggunakan air mendidih, simplisia direndam dengan menggunakan air panas selama waktu tertentu (5-10 menit) seperti halnya membuat teh seduhan.
- Metode ekstraksi dingin dilakukan ketika senyawa yang terdapat dalam simplisia tidak tahan terhadap panas atau belum diketahui tahan atau tidaknya, antara lain:
- Maserasi
Ekstraksi dilakukan dengan cara merendam simplisia selama beberapa waktu, umumnya 24 jam dalam suatu wadah tertentu dengan menggunakan satu atau campuran pelarut. - Perkolasi
Perkolasi merupakan ekstraksi cara dingin dengan mengalirkan pelarut secara kontinu pada simplisia selama waktu tertentu. - Proses Ekstraksi
Proses saat ekstraksi menentukan hasil ekstrak. Beberapa proses ekstraksi menghendaki kondisi yang terlindung dari cahaya, ini terutama pada proses ekstraksi bahan-bahan yang mengandung kumarin dan kuinon. Ekstraksi bisa dilakukan secara bets per bets atau secara kontinu. Pada ekstraksi skala industri, umumnya dilakukan secara kontinu. Ekstraksi bisa dilakukan secara statik (tanpa pengadukan) atau dengan proses dinamik (dengan pengadukan).
Jenis-jenis Ekstrak
Terdapat beberapa jenis ekstrak baik ditinjau dari segi
pelarut yang digunakan ataupun hasil akhir dari ekstrak tersebut.
- Ekstrak air
Menggunakan pelarut air sebagai cairan pengekstraksi. Pelarut air merupakan pelarut yang mayoritas digunakan dalam proses ekstraksi. Ekstrak yang dihasilkan dapat langsung digunakan atau diproses kembali seperti melalui pemekatan atau proses pengeringan. - Tinktur
Sediaan cari yang dibuat dengan cara maserasai ataupun perkolasi simplisia. Pelarut yang umum digunakan dalam proses produksi tinktur adalah etanol. Satu bagian simplisia diekstrak dengan menggunakan 2-10 bagian menstrum/ekstraktan. - Ekstrak cair
- Bentuk dari ekstrak cair mirip dengan tinktur namun telah melalui pemekatan hingga diperoleh ekstrak yang sesuai dengan ketentuan farmakope.
- Ekstrak encer
Dikenal sebagai ekstrak tenuis, dibuat seperti halnya ekstrak cair. Namun kadang masih perlu diproses lebih lanjut. - Ekstrak kental
Ekstrak ini merupakan ekstrak yang telah mengalami proses pemekatan. Ekstrak kental sangat mudah untuk menyerap lembab sehingga mudah untuk ditumbuhi oleh kapang. Pada proses industri ekstrak kental sudah tidak lagi digunakan, hanya merupakan tahap perantara sebelum diproses kembali menjadi ekstrak kering - Ekstrak kering (extract sicca)
Ekstrak kering merupakan ekstrak hasil pemekatan yang kemudian dilanjutkan ke tahap pengeringan. Prose pengeringan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu:
o
Menggunakan bahan tambahan seperti
laktosa, aerosil
o
Menggunakan proses kering beku,
proses ini mahal
o
Menggunakan proses proses semprot
kering atau fluid bed drying
- Ekstrak minyak
Dilakukan dengan cara mensuspensikan simplisia dengan perbandingan tertentu dalam minyak yang telah dikeringkan, dengan cara seperti maserasi. - Oleoresin
Merupakan sediaan yang dibuat dengan cara ekstraksi bahan oleoresin (mis. Capsicum fructus dan zingiberis rhizom) dengan pelarut tertetu umumnya etanol.
Proses Ekstraksi
Skala Industri
Terdapat beberapa tahapan dalam proses ekstraksi skala
industri, meliputi:
- Penghalusan/ penggilingan simplisia
- Ekstraksi tanaman obat
- Pemurnian ekstrak
- Pemekatan ekstrak
- Pengeringan ekstrak
- Standardisasi ekstrak
- Pengemasan
Standardisasi
Ekstrak
Ekstrak yang dihasilkan dalam skala industri harus
merupakan ekstrak yang sudah terstandar sesuai dengan ketentuan yang berlaku
(mengacu pada MMI atau kompendia yang lain seperti Farmakope). Komponen
standardisasi ekstrak meliputi:
- Pengujian makro dan mikroskopik untuk identitas
- Pemeriksaan pengotor/ zat asing organik dan anorganik
- Penentuan susut pengeringan dan kandungan air
- Penentuan kadar abu
- Penentuan kadar serat
- Penentian kadar komponen terekstraksi (kadar sari)
- Penentuan kadar bahan aktif/ senyawa penanda
- Penentuan cemaran mikroba dan tidak adanya bakteri patogen
- Pemeriksaan residu pestisida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar