Jumat, 11 November 2011

Mari Mengenal...

  • Hipnotik-Sedative
Obat-obatan hipnotik sedatif adalah istilah untuk obat-obatan yang mampu  mendepresi sistem saraf pusat. Sedatif adalah substansi yang memiliki aktifitas moderate yang memberikan efek menenangkan, sementara hipnotik adalah substansi yang dapat memberikan efek mengantuk dan yang dapat memberikan onset serta mempertahankan tidur.
Secara klinis obat-obatan sedatif-hipnotik digunakan sebagai obat-obatan yang berhubungan dengan sistem saraf pusat seperti tatalaksana nyeri akut dan kronik, tindakan anestesia, penatalaksanaan kejang, serta insomnia.
Hipnotik Sedatif merupakan golongan obat depresan susunan saraf pusat (SSP) yang relatif tidak selektif, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan kantuk, menidurkan, hingga yang berat yaitu hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati, bergantung kepada dosis.
Pada dosis terapi obat sedatif menekan aktivitas, menurunkan respon terhadap rangsangan emosi dan menenangkan. Obat Hipnotik menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur serta mempertahankan tidur yang menyerupai tidur fisiologis.
Obat hipnotika dan sedatif biasanya merupakan turunan Benzodiazepin. Beberapa obat Hipnotik Sedatif dari golongan Benzodiazepin digunakan juga untuk indikasi lain, yaitu sebagai pelemas otot, antiepilepsi, antiansietas dan sebagai penginduksi anestesis.
Gb. Cara kerja obat golongan Benzodiazepine
Obat-obat Hipnotik Sedatif yang beredar di Indonesia :
  1. Flurazepam
    Flurazepam diindikasikan sebagai obat untuk mengatasi insomnia. Hasil dari uji klinik terkontrol telah menunjukkan bahwa Flurazepam menguarangi secara bermakna waktu induksi tidur, jumlah dan lama terbangun selama tidur , maupun lamanya tidur. Mula efek hipnotik rata-rata 17 menit setelah pemberian obat secara oral dan berakhir hingga 8 jam.
    Efek residu sedasi di siang hari terjadi pada sebagian besar penderita,oleh metabolit aktifnya yang masa kerjanya panjang, karena itu obat Fluarazepam cocok untuk pengobatan insomia jangka panjang dan insomnia jangka pendek yang disertai gejala ansietas di siang hari.
  2. Midazolam
    Midazolam digunakan agar pemakai menjadi mengantuk atau tidur dan  menghilangkan kecemasan sebelum pasien melakukan operasi atau untuk tujuan lainnya Midazolam kadang-kadang digunakan pada pasien di ruang ICU agar pasien menjadi pingsan. Hal ini dilakukan agar pasien yang stres menjadi kooperatif dan mempermudahkan kerja alat medis yang membantu pernafasan.
  3. Nitrazepam
    Nitrazepam bekerja dengan meningkatkan aktivitas GABA, sehingga mengurangi fungsi otak pada area tertentu. Dimana menimbulkan rasa kantuk, menghilangka rasa cemas, dan membuat otot relaksasi.Nitrazepam biasanya digunakan untuk mengobati insomnia. Nitrazepam mengurangi waktu terjaga sebelum tidur dan terbangun di malam hari, juga meningkatkan panjangnnya waktu tidur. Seperti Nitrazepam ada dalam tubuh beberapa jam, rasa kantuk bisa tetap terjadi sehari kemudian.
  4. Estazolam
    Estazolam digunakan jangka pendek untuk membantu agar mudah tidur dan tetap tidur sepanjang malam. Estazolam tersedia dalam bentuk tablet digunakan secara oral diminum sebelum atau sesudah makan. Estazolam biasanya digunakan sebelum tidur bila diperlukan.
  5. Zolpidem Tartrate
    Zolpidem Tartrate bukan Hipnotika dari golongan Benzodiazepin tetapi merupakan turunan dari Imidazopyridine. Zolpidem disetujui untuk penggunaan jangka pendek (biasanya dua minggu) untuk mengobati insomnia.
  •     Amphetamin
Amfetamin menunjukkan efek neurologi dan klinik yang amat mirip dengan yang terjadi pada kokain. 

Mekanisme kerja
Efek amfetamin secara tidak langsung pada SSP dan SSP (perifer), tergantung peningkatan kadar transmiter pada ruang sinap. Amfetamin memberikan efek ini melepaskan depot intraselular katekolamin. Karena amfetamin menghambat monoamine oksidase (MAO).
Efek pada SSP: memacu sumbu serebrospinalis keseluruhan korteks, batang otak, sambungan otak dan medula. Ini meningkatkan kesiagaan, berkurangnya keletihan, menekan nafsu makan dan insomnia. Pada dosis tinggi menyebabkan kejang.
Efek pada Saraf  Simpatik: mempengaruhi sistem adrenergik, memacu respetor secara tidak langsung melalui pelepasan norepinefrin.
Penggunaan dalam terapi: bisa menimbulkan toleransi sampai efek euforia dan anoreksia dengan penggunaan kronis.
a. sindrom kurang atensi: menghilangkan beberapa masalah tingkah laku pada sinrdrom ADHD.
b. Narkolepsi: suatu penyakit dengan keinginan tidur yang luar biasa.
Farmakokinetik: diabsorbsi sempurna dalam saluran pencernaan, dimetabolisme di hati dan dikeluarkan melalui urine. Penyalahgunaan biasa digunakan melalui suntikan intravena atau merokok. Euforia berlangsung 4-6 jam atau 4-8 kali lebih lama dari efek kokain. Amfetamine menimbulkan adiksi ketergantungan dan keinginan mendapatkan obat.
Efek samping:
a.    efek pusat: yang tidak diinginkan, insomnia, iritabel, lemah, pusing, gemetar, dan refleks hiperaktif. Dapat menyebabkan: konfusi, delirium, panik dan tendensi bunuh diri terutama pada pasien sakit mental. Dapat menimbulkan adiksi dan toleransi.
b.    efek kadiovaskular: palpitasi, aritmia jantung, hipertensi, sakit angina, kolaps kambuh, sakit kepala, menggigil, keringat ngucur.
c.    efek pada pencernaan: anoreksia, mual, muntah, kram perut dan diare.
Pengertian Amfetamin
Amfetamin adalah kelompok narkoba  yang dibuat secara sintetis dan akhir-akhir ini menjadi populer di Asia Tenggara. Amfetamin biasanya berbentuk bubuk putih, kuning atau coklat dan kristal kecil berwarna putih. Cara memakai amfetamin yang paling umum adalah dengan menghirup asapnya. Nama-nama lain: Shabu, SS, Ubas, Ice dll.Stimulan-stimulan seperti amfetamin mempengaruhi sistem saraf pusat dengan mempercepat kegiatan bahan-bahan kimia tertentu di dalam otak. Contoh stimulan lain misalnya kafein dan kokain.
Obat-obat Amphetamin
Obat-obat yang termasuk ke dalam golongan amfetamin adalah:
- Amfetamin
- Metamfetamin
- Metilendioksimetamfetamin (MDMA, ecstasy atau Adam).

Penggunaan Amphetamin
Amfetamin bisa disalahgunakan selama bertahun-tahun atau digunakan sewaktu-waktu. Bisa terjadi ketergantungan fisik maupun ketergantungan psikis.
Beberapa amfetamin tidak digunakan untuk keperluan medis dan beberapa lainnya dibuat dan digunakan secara ilegal. Misalnya penyalahgunaan MDMA sebelumnya tersebar luas di Eropa. MDMA mempengaruhi penyerapan ulang serotonin (salah satu penghantar saraf tubuh) di otak dan diduga menjadi racun bagi sistim saraf.
Amfetamin meningkatkan kesiagaan (mengurangi kelelahan), menambah daya konsentrasi, menurunkan nafsu makan dan memperkuat penampilan fisik.
Obat ini menimbulkan perasaan nyaman atau euforia (perasaan senang yang berlebihan).
Beberapa pecandu amfetamin adalah penderita depresi dan mereka menggunakan efek peningkat-suasana hati dari amfetamin untuk mengurangi depresinya sementara waktu.
Pada atlet pelari, amfetamin bisa memperbaiki penampilan fisik, perbedaan sepersekian detik bisa menentukan siapa yang menjadi juara.
Para pengemudi truk jarak jauh menggunakan amfetamin supaya mereka tetap terjaga. Selain merangsang otak, amfetamin juga meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung.

Kematian lebih mungkin terjadi jika:
- MDMA digunakan dalam ruangan hangat dengan ventilasi yang kurang
- pemakai sangat aktif secara fisik (misalnya menari dengan cepat)
- pemakai berkeringat banyak dan tidak minum sejumlah cairan yang cukup untuk menggantikan hilangnya cairan.
Orang yang memiliki kebiasaan menggunakan amfetamin beberapa kali sehari, dengan segera akan mengalami toleransi.
Jumlah yang digunakan pada akhirnya akan meningkat sampai beberapa ratus kali dosis awal.
Pada dosis tertentu, hampir semua pecandu menjadi psikostik, karena amfetamin dapat menyebabkan kecemasan hebat, paranoia dan gangguan pengertian terhadap kenyataan hidup. Reaksi psikotik meliputi halusinasi dengar dan lihat (melihat dan mendengar benda yang sebenarnya tidak ada) dan merasa sangat berkuasa. Efek tersebut bisa terjadi pada siapa saja, tetapi yang lebih rentan adalah pengguna dengan kelainan psikiatrik (misalnya skizofrenia).
Gejala yang berlawanan dengan efek amfetamin terjadi jika amfetamin secara tiba-tiba dihentikan penggunannya. Pengguna akan menjadi lelah atau mengantuk, yang bisa berlangsung selama 2-3 hari setelah penggunaan obat dihentikan. Beberapa pengguna sangat cemas dan gelisah.
Pengguna yang juga menderita depresi bisa menjadi lebih depresi jika obat ini berhenti digunakan.
Mereka menjadi cenderung ingin bunuh diri, tetapi selama beberapa hari mereka mengalami kekurangan tenaga untuk melakukan usaha bunuh diri.
Karena itu pengguna menahun perlu dirawat di rumah sakit selama timbulnya gejala putus obat.
Pada pengguna yang mengalami delusi dan halusinasi bisa diberikan obat anti-psikosa (misalnya klorpromazin), yang akan memberikan efek menenangkan dan mengurangi ketegangan. Tetapi obat anti-psikosa bisa sangat menurunkan tekanan darah.

Penyalahgunaan Amfetamin
Obat-obat yang termasuk ke dalam golongan amfetamin adalah: – Amfetamin – Metamfetamin – Metilendioksimetamfetamin (MDMA, ecstasy atau Adam). Amfetamin bisa disalahgunakan selama bertahun-tahun atau digunakan sewaktu-waktu. Bisa terjadi ketergantungan fisik maupun ketergantungan psikis. Dulu ketergantungan terhadap amfetaamin timbul jika obat ini diresepkan untuk menurunkan berat badan, tetapi sekarang penyalahgunaan amfetamin terjadi karena penyaluran obat yang ilegal.
Amfetamin atau Amphetamine atau Alfa-Metil-Fenetilamin atau beta-fenil-isopropilamin, atau benzedrin, adalah obat golongan stimulansia (hanya dapat diperoleh dengan resep dokter) yang biasanya digunakan hanya untuk mengobati gangguan hiperaktif karena kurang perhatian atau Attention-deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada pasien dewasa dan anak-anak. Juga digunakan untuk mengobati gejala-gejala luka-luka traumatik pada otak dan gejala mengantuk pada siang hari pada kasus narkolepsi dan sindrom kelelahan kronis.
Pada awalnya, amfetamin sangat populer digunakan untuk mengurangi nafsu makan dan mengontrol berat badan. Merk dagang Amfetamin (di AS) antara lain Adderall, dan Dexedrine. Sementara di Indonesia dijual dalam kemasan injeksi dengan merk dagang generik. Obat ini juga digunakan secara ilegal sebagai obat untuk kesenangan (Recreational Club Drug) dan sebagai peningkat penampilan (menambah percaya diri atau PD). Istilah “Amftamin” sering digunakan pada campuran-campuran yang diturunkan dari Amfetamin.
Pengaruh langsung pemakaian amfetamin
  • Nafsu makan berkurang.
  • Kecepatan pernafasan dan denyut jantung meningkat.
  • Pupil mata membesar.
  • Merasa nyaman; energi dan kepercayaan diri meningkat secara tidak normal.
  • Susah tidur.
  • Hiperaktif dan banyak bicara.
  • Mudah panik.
  • Mudah tersinggung, marah dan agresif.
Pengaruh jangka panjang pemakaian amfetamin
  • Menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi dan penyakit.
  • Pemakai beresiko menderita kekurangan gizi.
  • Mengalami gangguan kejiwaan akibat amfetamin, termasuk diantaranya delusi, halusinasi, paranoid dan tingkah laku yang aneh.
  • Perlu meminum obat-obatan lain untuk menutupi pengaruh-pengaruh amfetamin.
  • Ketergantungan; tubuh pemakai menyesuaikan diri dengan amfetamin.
Bahaya dan akibat lain
Toleransi dan ketergantungan
Toleransi terhadap amfetamin berarti pengguna ampetamin akan tergantung dengan obat ini, dengan dosis yang semakin lama semakin tinggi untuk mendapatkan pengaruh yang sama. Narkoba ini juga menjadi kebutuhan yang utama, dalam pikiran, perasaan dan kegiatan pemakai, sehingga akan sulit untuk berhenti atau mengurangi pemakaian. Inilah yang disebut ketergantungan.
Kelebihan dosis amfetamin seringkali dicampur dengan bahan-bahan berbahaya lainnya, sehingga sulit untuk mengetahui bagaimana tubuh akan bereaksi. Juga sukar untuk mengetahui dosis dari obat yang sedang dipakai. Hal ini dapat menyebabkan over dosis (OD).Over dosis amfetamin menyebabkan:
  • Denyut jantung yang tidak beraturan.
  • Serangan jantung.
  • Demam tinggi.
  • Pecahnya pembuluh-pembuluh darah di otak.
  • Kematian.
Tindak kejahatan
Pemakai seringkali terpaksa melakukan tindak kejahatan untuk menyokong ketagihan mereka pada amfetamin. Mereka mungkin mencuri uang dan barang-barang lain yang dapat mereka jual dari orangtua atau saudara-saudara mereka. Mereka juga mungkin terlibat dalam tindak kejahatan yang lebih berat yang dapat membuat mereka dipenjara atau menempatkan mereka ke dalam keadaan yang sangat berbahaya.Narkoba dan hukum
Memiliki, memakai atau menjual amfetamin secara bebas, di Indonesia merupakan pelanggaran hukum dan dapat dikenakan hukuman pidana berupa penjara dan/atau denda yang berat.
Barangsiapa dihukum atas tuduhan yang berkenaan dengan narkoba akan memiliki catatan kriminal. Hal ini dapat menimbulkan masalah-masalah lain dalam hidup; dari kesulitan mendapatkan pekerjaan atau visa perjalanan sampai kesulitan mendapat kesempatan pendidikan, di dalam dan di luar negeri.
Gejala-gejala awal over dosis:
  • Kulit pucat atau membiru.
  • Hilang kesadaran.
  • Melemahnya denyut jantung.
  • Sawan.
  • Kesulitan bernapas.
Apabila Anda menemukan salah satu dari gejala  diatas, carilah pertolongan secepatnya. Meninggalkan seseorang dalam kondisi ini dapat berakibat fatal. Langkah-langkah yang dapat diambil sebelum adanya bantuan:
  • Bebaskan jalan pernafasannya (pada hidung dan mulut).
  • Baringkan dia pada sisi tubuhnya – jika terlentang, dia dapat tercekik bila muntah.
  • Periksa pernafasannya.
  • Periksa detak jantungnya.
Ciri ciri Gangguan Intoksikasi Amfetamin menurut DSM-IV-TR meliputi :
  • Perilaku tidak semestinya atau perubahan psikologis yang signifikan misalnya, euforia, hypervigilance (kewaspadaan yang berlebihan), penilaian yang terhambat, fungsi yang terhambat, selama atau tidak lama setelah menggunakan amfetamin.
  • Terdapat dua atau lebih dari tanda tanda berikut ini : detak jantung yang meningkat atau berkurang, dilatasi (pembesaran) pupil, mual, berat badan turun secara signifikan, agitasi atau perlambatan psikomotorik, kelemahan otot, kebingungan, kejang kejang atau koma.
Pada dosis rendah, amfetamin dapat menginduksi perasaan girang dan giat serta dapat mengurangi kelelahan. Anda secara harfiah merasa up (naik ke atas). Tetapi setelah periode elevasi, Anda kembali turun dan crash (jatuh), merasa depresi atau lelah. Dalam kuantitas yang cukup, stimulan dapat menimbulkan gangguan penggunaan afetamin (amphetamine use disorders).
Obat ini pada awalnya diresepkan untuk mengontrol berat badannya. Para pengemudi long haul truck, pilot dan sebagian mahasiswa yang berusaha begadang semalaman menggunakan amfetamin untuk mendapatkan energi ekstra dan agar tidak mengantuk. Amfetamin diresepkan untuk para penderita narcolepsy, gangguan tidur yang ditandai oleh perasaan mengantuk yang eksesif.
Kriteria diagnostik DSM-IV-TR untuk intoksikasi amfetamin termasuk gejala gejalah perilaku yang signifikan seperti euforia atau afeksi yang menumpul, perubahan dalam sosiabilitas, sensitivitas interpersonal, kecemasan, ketegangan, amarah, perilaku stereotipe, penilaian yang terhambat dan fungsi sosial atau pekerjaan yang terhambat.
Selain itu, gejala gejala fisiologis muncul selama atau tidak lama setelah amfetamin atau substansi substansi terkait dicerna dan dapat meliputi perubahan detak jantung atau tekanan darah, berkeringat atau menggigil kedinginan, mual atau muntah, kehilangan berat badan, kelemahan otot, depresi pernafasan, nyeri dada, kejang kejang atau koma.
Bahaya yang terkandung dalam penggunaan amfetamin dan stimulan lainnya adalah efek efek negatifnya. Intoksikasi berat atau overdosis dapat mengakibatkan halusinasi, panik, agitasi dan delusi paranoid (Mack dan kawan kawan, 2003). Toleransi terbangun dengan cepat, yang membuatnya dua kali lipat lebih berbahaya. Withdrawal substansi ini sering mengakibatkan apati, waktu tidur yang lebih panjang, iritabilitas dan depresi.
Sebuah amfetamin yang disebut methylene dioxymethamphetamine (MDMA) yang disintesiskan untuk pertama kalinya pada 1912 di Jerman, digunakan sebagai penekan nafsu makan (Grob dan Polan, 1997). Penggunaan rekreasional dari obat ini yang sekarang biasa disebut Ecstacy, melonjak tajam pada akhir 1980an. Setelah methamphetamine, MDMA adalah club drug yang paling sering menyeret orang keruang gawat darurat rumah sakit dan telah melampaui frekuensi penggunaan LSD (Substance Abuse and Mental Health Service Administration, 2003b).
Salah seorang penggunanya mendeskripsikan efek efeknya, sangat mirip dengan speed tetapi tanpa disertai kemunduran dan Anda merasa hangat dan trippy (ringan) seperti asam, tetapi tanpa kemungkinan mengalami freaked out (perilaku yang khas pada pemakai obat bius) berat (O Hagan, 1992, hlmn. 10).
Obat ini menimbulkan kecenderungan agresif yang nyata dan tetap tinggal dalam sistem hingga waktu yang lama, lebih lama dibanding kokain, yang membuatnya sangat berbahaya (Sten dan Ellinwood, 1993). Tetapi perasaan menyenangkan dalam jangka pendek yang ditimbulkan oleh amfetamin amfetamin baru ini membuat potensi penggunanya untuk menjadi tergantung kepadanya sangat tinggi, dengan resiko mengalami berbagai masalah jangka panjang yang lebih besar pula.
Nama generic: D-pseudo epinefrin. Nama jalanan: speed, meth, crystal, uppers, whiz, dan sulphate. Bentuk: bubuk warna putih dan keabu-abuan.
Ada dua jenis amphetamine
1.      MDMA (Methylene Dioxy Methamphetamin), nama lain: fantacy pils, inex, cece, cein, tidak selalu berisi MDMA karena merupakan designer drug, dicampur zat lain untuk mendapatkan efek yang diharapkan. Dikemas dalam bentuk pil atau kapsul.
2.      Methamfetamin, cara penggunaanya, dalam bentuk pil di minum peroral, dalam bentuk kristal dibakar dengan menggunakan kertas aluminium foil dan asapnya dihisap (intra nasal) atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus, dalam bentuk kristal yang dilarutkan, dapat juga melalui intravena.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar