Kamis, 05 April 2012

PERAN ISMAFARSI PADA KONDISI KESEHATAN INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
I.1    Latar Belakang
ISMAFARSI (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia) adalah organisasi mahasiswa yang terdiri dari lembaga-lembaga kemahasiswaan dari institusi farmasi di Indonesia dan merupakan organisasi intra universitas yang berbasis keprofesian, bertujuan untuk menyatukan opini dan ajang silaturahmi mahasiswa farmasi. Semenjak pertama kali dibentuk pada tahun 1955, kini ISMAFARSI beranggotakan 60 institusi farmasi di seluruh nusantara (Anonim,ismafarsi.org).
Akibat adanya kebijaksanaan pemerintah tentang penataan kembali kehidupan kampus, dalam Instruksi Dirjen Dikti Nomor : 002 / Int / Dj / 1978, SK Mendikbud Nomor: 0230 / J / 1979, dan dengan adanya peraturan pemerintah Nomor : 5 tahun 1980, organisasi yang semula bernama Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (MAFARSI) yang telah didirikan pada tangal 22 Desember 1955 di Kaliurang Yogyakarta, mulai beralih nama menjadi Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI) yang disahkan tepat pada tanggal 10 -19 Oktober di BukitTinggi. Di bentuknya organisasi ini didasari akan pentingnya mahasiswa farmasi Indonesia untuk menjalin komunikasi dalam memecahkan permasalahan yang ada di ruang lingkup kefarmasian.
Kurangnya kesadaran para generasi farmasis dalam menyingkapi suatu system keorganisasian pada ISMAFARSI mengakibatkan kurang optimalnya peningkatan system organisasi maupun kinerja kegiatan organisasi tersebut. Oleh karna itu dalam kegiatan Latihan Kader Nasional pada Pramunas ISMAFARSI yang ke-XIV di Makasar diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam meningkatan kepedulian/kepekaan mahasiswa farmasi dalam menyingkapi permasalahan kefarmasian secara umum, demi diharapkannya kinerja ISMAFARSI yang akan semakin lebih baik untuk kedepannya.
Latihan Kader NASIONAL diselenggarakan pada pramunas ISMAFARSI ke-XIV di Makassar. kegiatan LK NASIONAL ini akan dilaksanakan pada tanggal 20-23 januari 2012 di Universitas Hasanuddin Makassar. Dengan tema: “Akselerasi Gerakan Intelektual ISMAFARSI; Upaya Menjawab Problematika kesehatan bangsa Menuju Indonesia sehat”. Tema ini dimaksudkan sebagai usaha penguatan intelektualisme ISMAFARSI secara berkelanjutan, sehingga diharapkan kader-kader ISMAFARSI terus mampu berbicara banyak di pentas dinamika kebangsaan, di tingkat lokal, nasional, maupun mancanegara.
Tujuan dari LK NASIONAL ini mampu mendorong terbentuknya kader ISMAFARSI yang berfikir kritis, cerdas, progresif-revolusioner. Sejatinya LK NASIONAL Melahirkan Karakter individu menjadi kader yang mampu melahirkan ide-ide/konsep pergerakan hingga akhirnya mampu serta kompeten dalam “transfer ilmu” pada generasi ISMAFARSI selanjutnya dan  menjadi kader yang diperhitungkan baik di tingkat universitas, wilayah, nasional maupun internasional sehingga kader-kader ISMAFARSI bisa setara dengan kader lulusan LKIII organisasi eksternal.
I.2     Rumusan Masalah
1.2.1.      Apa peran Farmasis dalam peningkatan mutu kesehatan di Indonesia?
1.2.2.      Bagaimana peran Mahasiswa Farmasis dalam pencapaian mutu kesehatan Indonesia?
1.2.3.      Apa manfaat  yang didapat mahasiswa jika mengikuti organisasi ISMAFARSI?
1.2.4.      Bagaimana ISMAFARSI berperan bagi peningkatan kondisi kesehatan di Indonesia?
I.3    Tujuan
Menumbuhkan pemikiran baru mahasiswa farmasi akan suatu pandangan baru yang kreativ dan inovativ pada suatu sistem keorganisasian, khususnya pada organisasi ISMAFARSI.
I.4     Manfaat
·      Menciptakan generasi farmasi yang intelektual dan memiliki loyalitas tinggi akan permasalahan kefarmasian (kesehatan) di masyarakat.
·      Mahasiswa farmasi dapat memahami akan pentingnya suatu system organisasi khususnya ISMAFARSI dalam kehidupan bermasyarakat.
·      Menciptakan generasi farmasi yang berkompeten dalam dunia kefarmasian maupun segala bidang, untuk dapat mengabdikan diri pada masyarakat seutuhnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ISMAFARSI (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia) adalah organisasi mahasiswa yang terdiri dari lembaga-lembaga kemahasiswaan dari institusi farmasi di Indonesia dan merupakan organisasi intra universitas yang berbasis keprofesian, bertujuan untuk menyatukan opini dan ajang silaturahmi mahasiswa farmasi. Semenjak pertama kali dibentuk pada tahun 1955, kini ISMAFARSI beranggotakan 60 institusi farmasi di seluruh nusantara. Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI) merupakan kelanjutan dari organisasi Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (MAFARSI) yang didirikan pada tangal 22 Desember 1955, di Kaliurang – Yogyakarta. Kelahiran dari organisasi ini dilandasi oleh kesadaran bahwa mahasiswa farmasi Indonesia perlu menjalin komunikasi untuk memecahkan permasalahan yang ada.
MAFARSI merupakan organisasi independen. Aktivitasnya terutama menyangkut bidang kemahasiswaan dan kependidikan. Pada masa awal berdirinya kegiatan MAFARSI berkisar pada perjuangan untuk menyempurnakan kurikulum disamping kegiatan rutin kemahasiswaan seperti diskusi , symposium, pengadaan diktat, dan lain-lain. Tetapi pada tahap berikutnya, MAFARSI dipercaya terlibat dalam penyusunan UU. Pokok Kesehatan dan UU Pokok Farmasi. Sementara kedudukan mahasiswa di ikatan Apoteker Indonesia diperjelas dengan system perwakilan dari MAFARSI. Tahun 1970, MAFARSI kembali mengadakan kongres dan memilih Ilham Indradjaja sebagai Sekjen. Kemudian pada periode ini kenggotaan MAFARSI merupakan lembaga Kemahasiswaan di tiap Institut Farmasi, tidak lagi bersifat personal.
Pada tanggal 10 -19 Oktober di BukitTinggi tercatat peristiwa penting Organisasi MAFARSI dengan pergantian nama menjadi ISMAFARSI. Hal ini sebagai akibat kebijaksanaan pemerintah tentang penataan kembali kehidupan kampus, yaitu melalui Instruksi Dirjen Dikti Nomor : 002 / Int / Dj / 1978, SK Mendikbud Nomor : 0230 / J / 1979, dan peraturan pemerintah Nomor : 5 tahun 1980. Dalam kongres terakhir MAFARSI atau Munas I ISMAFARSI terpilih Tjeptjep Syaifulrahman sebagai Sekjen .Selanjutnya dalam Munas II terpilih Pandaan Suharno sebagai Sekjen yang karena tidak dapat aktif diganti oleh Muhammad Yamin hingga berlangsungnya Munas III terpilih Paul Tetoprastawa (UGM) sebagai Sekjen. Banyak perubahan – perubahan yang dilakukan pada MUNAS III ISMAFARSI tersebut, diantaranya adalah pembentukan koordinator wilayah yang dibagi menjadi empat Korwil.
Landasan hukum dalam struktur kinerjanya adalah:
1.         Anggaran Dasar ISMAFARSI Bab III Tujuan dan Usaha, Pasal 6
Organisasi ini bertujuan mewujudkan lembaga eksekutif mahasiswa secara khususnya dan mahasiswa farmasi pada umumnya yang bertanggung jawab, sadar dan mampu dalam menjunjung tinggi norma dan etika profesi farmasi.
2.         Anggaran Rumah Tangga ISMAFARSI Bab I Keanggotaan, Pasal 1
Anggota ISMAFARSI adalah Lembaga Mahasiswa Farmasi Strata 1 Perguruan Tinggi di Indonesia yang ditetapkan dalam MUNAS atau Sidang Khusus penetapan anggota yang dilaksanakan dalam setiap kegiatan nasional ISMAFARSI.
3.         Anggaran Rumah Tangga ISMAFARSI Bab VIII Komisariat dan Komisaris
3.1    Pasal 26
Komisariat adalah badan otonom atau badan semiotonom atau merupakan bagian dari Lembaga Eksekutif Mahasiswa anggota ISMAFARSI yang dipimpin oleh komisaris
3.2    Pasal 27
3.2.1.      Tugas dan wewenang
3.2.2.      Komisaris merupakan penanggung jawab ISMAFARSI di tingkat komisariat
3.2.3.      Melakukan koordinasi terpadu dengan seluruh komisariat
3.2.4.      Komisaris memiliki otoritas dan otonomi dalam hal kegiatan
3.2.5.      Komisaris bertugas membantu Sekretaris Jendral dalam mengkoordinasikan pelaksanaan GBHO
4.         Pertanggung jawaban
4.1.   Komisaris bertanggung jawab kepada Ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa farmasi yang bersangkutan atau mahasiswa farmasi di Institusi tersebut
4.2.   Apabila terjadi pergantian komisaris, maka institusi tempat komisaris berasal harus menginformasikan pergantian tersebut kepada korwilnya secara tertulis
Melihat dari namanya, ISMAFARSI (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia) merupakan suatu forum komunikasi, koordinasi, dan jaringan lembaga eksekutif mahasiswa farmasi seluruh Indonesia. Kata “senat” mengandung arti lembaga eksekutif mahasiswa, karena saat pergantian nama dari MAFARSI pada tahun 1981, lembaga eksekutif mahasiswa disebut senat. Yang dimaksud dengan lembaga eksekutif mahasiswa yaitu BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan), ataupun Himaprodi (Himpunan Mahasiswa Program Studi).
Anggota dari ISMAFARSI adalah lembaga mahasiswa farmasi, hal ini berarti lembaga eksekutif mahasiswa farmasi. Karena satu-satunya lembaga yang mampu menaungi seluruh mahasiswa farmasi adalah lembaga eksekutif mahasiswa farmasi, bukan badan otonom maupun badan semi otonom, apalagi hanya sekedar menjadi bagian dari lembaga eksekutif mahasiswa farmasi. Hal ini dipertegas pada tujuan organisasi ISMAFARSI yaitu mewujudkan lembaga eksekutif mahasiswa secara khususnya dan mahasiswa farmasi pada umumnya. Seandainya dalam suatu perguruan tinggi yang mempunyai lembaga eksekutif mahasiswa farmasi dan komisariat ISMAFARSI yang terpisah, menunjukkan bahwa telah terjadi dualisme kepemimpinan. Karena komisaris yang merupakan penanggung jawab di tingkat komisariat mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan ketua lembaga eksekutif mahasiswa farmasi. Mulai dari penyusunan struktur, pelaksanaan program kerja, sampai pertanggungjawaban kepada mahasiswa farmasi.
Dalam 10 tahun terakhir tantangan yang dihadapi oleh profesi farmasi cukup berat, apalagi dalam menyongsong era perdagangan bebas (AFTA 2003 dan WTO 2010). Peran profesi farmasi yang semula hanya bergerak dalam bidang packaging dan dispensing untuk obat bebas maupun obat dengan resep menjadi harus bertanggungjawab terhadap mutu komunikasi dan informasi obat kepada masyarakat serta yang lebih penting adalah bekerjasama dengan profesi dokter dan petugas kesehatan untuk meningkatkan mutu penggunaan obat di populasi.
Menurut Hepler dan Strand, 24 peran farmasis yang lebih ke arah “pharmaceutical care” terdiri atas:
1.      Mengidentifikasi berbagai potensi terjadinya drug-related problems (yang saat ini lebih dikenal sebagai medication error);
2.      Melakukan berbagai upaya yang diperlukan saat terjadi drug-related problems;
3.      Mencegah terjadinya drug-related problems.
Dengan demikian maka sudah saatnyalah farmasis bekerja berdampingan dengan profesi kesehatan lainnya (dokter, perawat, dokter gigi) dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, disini kita mahasiswa ISMAFARSI untuk mulai belajar dalam memperdalam pengetahuan dan pandangan tentang dunia kefarmasian yang ada di Indonesia, sehingga kita dapat  bersaing dengan farmasis luar negri.

BAB III
PEMBAHASAN
Pekerjaan kefarmasian tidak hanya dilakukan di ruang hampa atau di dalam ruangan, tapi dalam lingkungan kesehatan. Kesehatan adalah suatu konsep luas dimana dapat menjadi suatu kisaran pengertian dari teknis sampai moral dan filosofi. Definisi kesehatan menurut konsep Konstitusi WHO tahun 1946 adalah keadaan sempurna fisik, mental dan social, tidak adanya penyakit atau kelemahan. Setelah beberapa tahun WHO mendiskusikan lagi dan mendefinisikan sebagai berikut, yaitu keadaan dimana seorang individu atau kelompok dapat merealisasikan aspirasinya dengan kebutuhan yang layak dan dapat melakukan perubahan atau mengatasi kesukaran dari lingkungan. Kesehatan merupakan suatu sumber daya yang paling penting dalam kehidupan sehari hari, bukan objek kehidupan dan merupakan suatu konsep positive yang mengutamakan sumber daya personal dan social.
Peran seorang farmasis terdapat dalam berbagai sector dunia, keterlibatan seorang farmasis dalam dunia kefarmasian ada dalam dunia riset dan pengembangan, formulasi, manufaktur, jaminan mutu, lisensi, marketing, distribusi, penyimpanan, suplai, penyampaian informasi, yang semuanya telah tercakup dalam pelayanan kefarmasian dan diteruskan kedalam bentuk dasar dari praktek farmasi. Farmasis bekerja dalam rangkaian variasi yang luas, dalam bentuk farmasi komunitas (retail dan pelayanan kesehatan), farmasi rumah sakit (dalam berbagai entuk dari rumah sakit kecil sampai rumah sakit besar), industry farmasi, dan lingkungan akademis. Selain itu seorang farmasis juga dapat terlibat dalam administrasi pelayanan kesehatan, penelitian, organisasi kesehatan internasional dan organisasi non pemerintah.
Seorang tenaga profesi (Farmasis) adalah seorang pelayan masyarakat.oleh karna itu misi farmasis/apoteker harus dialamatkan pada kebutuhan masyarakat dan pasien individual. Tapi, tidak banyak saat ini kita mendengar kasus medication error yang sering terjadi pada duni kefarmasian.  Oleh karna itu, diharapkan dengan pembekalan dini pada mahasiswa farmasi tetang issue issue seputar kefarmasian menjadikan calon farmasis yang handal, dengan melalui organisasi yang bersifat kefarmasian ataupun kesehatan, misalnya ISMAFARSI, HMF, ataupun JMKI. Dalam system keorganisasian mahasiswa farmasi akan di didik dalam memegang tanggung jawab mengelola terapi obat sehingga mereka dapat memelihara dan mengembangkan posisinya dalam dunia kesehatan dan untuk itu harus ada kompetensi atas peran mereka dalam kefarmasian (pharmaceutical care). Dispensing harus menjadi tanggung jawab seorang farmasis,, meskipun sedikit farmasis/apoteker yang terlibat langsung dalam dispensing obat-obatan tetapi pada daerah pedesaan apoteker harus memimpin proses dispensing dan bertanggung jawab atas kualitas obat dan dampak dari pengobatan.
ISMAFARSI yang merupakan organisasi intra universitas yang berbasis keprofesian, dibentuk tidak hanya berdiri hanya semata mata kepentingan stu organisasi itu saja, melainkan di harapkan organisasi tersebut akan dapat membawa dampak positive bagi masyarakat luas. Dengan adanya suatu program kerja yang disusun dalam decade system kepengurusan maka diharapkan progam kerja yang di emban mendapatkan hasil optimal dengan adanya pengabdian maupun pengembangan kualitas pribadi farmasis yang mandiri dalam masyarakat. ISMAFARSI ini dibentuk bukan hanya sekedar organisasi yang berjalan tanpa tujuan. Pastinya setiap organisasi memiliki visi dan misi tersendiri, yaitu:
Visi : Terwujudnya Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia yang Memiliki Integritas dan Daya Saing dalam Pembangunan Kesehatan Bangsa Indonesia (Anonim,ismafarsi.org).
Misi :Terciptanya mahasiswa Farmasi Indonesia yang memiliki Integritas dan Daya Saing melalui kegiatan-kegiatan ilmiah. Terlaksananya kegiatan pengabdian masyarakat yang berbasis sumber daya mahasiswa Farmasi Indonesia (Anonim,ismafarsi.org).
Dari Visi dan Misi yang dianut, jelas terlihat bahwa organisasi ini mempunyai tujuan yang mulia dimana turut serta membentuk kader – kadernya menjadi seorang farmasis yang bertanggung jawab dan beretika profesi serta berkompeten. Tentu saja demi terwujudnya harapan tersebut maka itu pun juga harus dibarengi dengan sederet rencana kegiatan yang diharapkan dapat menjadi media pengembang bagi para kader-kader penerus. Sebab, pada dasarnya setiap organisasi pasti mempunyai alur kaderisasi yang jelas dan terarah. Begitu juga dengan ISMAFARSI yang memiliki LK 1 yang dilaksanakan pada tataran komisariat, LK 2 pada tingkat wilayah, dan LK 3 pada tingkat nasional.  Banyak hal yang dilakukan dalam acara – acara tersebut yang mana selalu diisi dengan pencerdasan diberbagai bidang, hampir bisa dipastikan bahwa setiap acara tersebut menyajikan seminar yang menghadirkan tokoh – tokoh farmasi baik dari Indonesia maupun luar negeri. Kaderisasi tidak hanya berhenti pada tahap pembentukan kader (LK), tapi juga berlanjut pada tahap pengkaryaan dan penjagaan kader. Selain itu, ada acara PIMFI yang memacu kecerdasan mahasiswa farmasi dengan berbagai lomba yang diadakan.Dengan terintegrasinya ISMAFARSI ke dalam lembaga eksekutif mahasiswa, kedua tahapan tersebut akan lebih mudah untuk dijalankan. Pada tahap pengkaryaan kader, dapat dilaksanakan dengan pemberdayaan kader pada program kerja lembaga eksekutif mahasiswa tersebut. Sedangkan pada tahap penjagaan, juga lebih mudah karena lembaga eksekutif mahasiswa pasti mempunyai PSDM yang bertugas untuk melakukan kontrol, monitor, dan evaluasi kinerja kader. Hal tersebut diharapkan dapat menghasilkan kader-kader yang ada dapat diawasi dengan baik, sehingga kader yang dipersiapkan untuk menjalani LK 3 di tingkat wilayah akan lebih siap dan bukan kader karbitan.
Adapun acara yang penyelenggaraannya lebih spesifik untuk membahas kondisi internal organisasi dalam ISMAFARSI yaitu melalui kegiatan RAKERNAS, PRAMUNAS, dan MUNAS. Acara tersebut ditujukan secara tidak lagsung turut membentuk karakter para kader ISMAFARSI melalui berbagai rapat dan pembahasan yang dilakukan.
Dalam serangkaian kegiatan tersebut pastinya dibutuhkan kepengurusan yang akan bertugas mengkordinir demi berjalan optimalnya program kegiatan/acara yang diselenggarakan. Dalam kepengurusan, baik staf ahli kesekretariatan, kaderisasi, professional development, student exchange officer, media dan publikasi, advokasi, external affair, keorganisasian, serta keungan pastinya memiliki tugas maupun program kerja masing masing. Dimana program kerja yang mereka usung pastinya juga memiliki manfaat tersendiri bagi para kader kader ISMAFARSI, maupun masyarakat.
Misalnya pada devisi internal yang lebih berperan dalam pengadaan kegiatan yang bersifat membangun keakraban dan kekeluargaan serta pengadaan pelatihan yang dapat meningkatkan calon kader yang berpotensi dalam bidang organisasi maupun profesi. Dimana dari kegiatan tersebut akan menciptakan kekeluargaan antar anggota ISMAFARSI serta membentuk kader yang mempunyai dedikasi dan loyalitas yang tinggi pada masyarakat.
Pada devisi pengabdian masyarakat yang lebih berperan dalam perencanaan peningkatan kegiatan social di lingkungan masyarakat serta pemberian informasi pada masyarakat, sehingga eksistensi ISMAFARSI pada masyarakat lebih terlihat karna profesi farmasi yang kurang di kenal pada masyarakat sehingga perlunya pengenalan melalui serangkaiaan kegiatan di masyarakat, serta meningkatkan loyalitas para kader ISMAFARSI  pada masyarakat luar.
Pada devisi publikasi yang lebih berperan dalam pembuatan media informasi,sehingga dapat membantu kita dalam penyediaan fasilitas akademik maupun non akademik, serta mampu menjadikan wadah bagi para anggota ISMAFARSI dalam menyampaikan aspirasi/pendapat seputar permasalahan dalam dunia kefarmasian.
Devisi advokasi yang lebih berperan dalam menciptakan ide ide baru yang kreativ dan intelektual pada farmasis, menganalisis kebijakan pemerintah misalnya pada peraturan pemerintah (PP) seputar kefarmasian maupun kesehatan, serta dalam advokasi masyarakat yang lebih mengedepankan keahlian di bidang farmasi, sehingga kita dapat meningkatkan pemikiran baru dan kreativitas dalam bidang advokasi sehingga kita dapat memperoleh kepercayaan di masyarakat menjadi salah satu profesi handal di bidang kesehatan.
Pada devisi eksternal, dimana lebih berperan dalam kegiatan farmasi yang bersifat nasional yaitu dengan mengikuti kegiatan atau event nasional di luar wilayah, sehingga kita dapat ikut berperan aktiv dalam membawa nama baik ISMAFARSI, khususnya ISMAFARSI Komisariat UJ (Jember) ke kedalam ruang lingkup wilayah maupun nasional, selain itu mempererat tali kekerabatan antara anggota ISMAFARSI di luar wilayah. Sebab, suatu organisasi dapat disebut eksis jika sering menampakkan jati dirinya atau diketahui oleh khayalak ramai (civitas akademika). Terkait masalah ini, bisa disiasati dengan selalu memunculkan logo ISMAFARSI di setiap program kerja lembaga eksekutif mahasiswa tersebut, sehingga pada nantinya civitas akademika akan tahu apa itu ISMAFARSI. Selain itu, dengan mengambil momentum OSPEK, dapat juga dijadikan sebagai ajang pengenalan ISMAFARSI kepada mahasiswa baru. Akan organisasi yang melingkupi bidang Farmasi. Sedangkan untuk eksistensi ke masyarakat luas, caranya yaitu dengan menyelenggarakan agenda yang bekerja sama dengan komisariat lain, sehingga syiar ISMAFARSI akan lebih terasa dan mengena.
Tak hanya itu saja manfaat yang akan dapat kita ambil, karna masih banyak segudang manfaat yang bakal kita dapat, baik untuk saat ini maupun untuk kehidupan kedepannya. Sebab masih banyak tenaga kefarmasian di luar negri yang berperan aktiv dalam bidang kefarmasian serta adanya peningkatan daya saing di dunia kerja, mengharuskan adanya pendidikan dan pengkaderan terarah demi terciptanya para calon tenaga farmasis yang handal. Sehingga para calon tenaga farmasis Indonesia mampu bersaing dengan tenaga farmasis di luar negri. Hal ini dilihat dari sisi positif yang akan didapatkan oleh para tenaga kefarmasian di Indonesia. Sehingga nantinya akan memajukan para tenaga kefarmasian di Indonesia dan menciptakan tenaga kefarmasian yang mampu bersaing dengan tenaga kefarmasian dari luar negri.
Hal-hal yang akan dapat didapatkan dari kader kader muda dari ISMAFARSI, diantaranya :
a.    Banyak ilmu yang akan didapat oleh tenaga kefarmasian selama lima tahun terakhir dan diharapkan mereka mampu mengaplikasikannya dalam bentuk ujian kompetensi untuk mengetahui seberapa jauh mereka belajar dari dunia kerja mereka
b.   Seiring berjalannya waktu maka seiring itu pula akan ada perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kefarmasian dan penemuan sedian farmasi yang baru, oleh karenanya para tenaga kefarmasian diharuskan untuk memperbaharui ilmu mereka agar tidak tertinggal dengan negara lain
c.    Proses SKP yang dibebankan sebanyak 50 akan membuat mereka untuk terus belajar dan mempergaharui informasi, sehingga mereka tidak tertinggal informasi tentang dunia kefarmasian.
 
BAB III
PENUTUP
III. 1    KESIMPULAN
·         Seorang farmasis berpotensi dalam peningkatan dampak pengobatan dan kualitas hidup masyarakat (pasien) dalam berbagai sumber dan mempunyai posisi tersendiri dalam sistem pelayanan kesehatan.
·         Suatu organisasi dibentuk di harapkan dapat membawa dampak positive bagi masyarakat luas.
·         Dari Visi dan Misi yang dianut, ISMAFARSI bertujuan untuk membentuk kader – kadernya menjadi seorang farmasis yang bertanggung jawab dan beretika profesi serta berkompeten.
·         Adanya sederet rencana kegiatan yang dibentuk diharapkan dapat menjadi media pengembang bagi para kader-kader penerus ISMAFARSI.
·         Setiap devisi kepengurusan ISMAFARSI memiliki tujuan serta manfaat tersendiri dalam mengembangkan potensi para kader ISMAFARSI.
·         Adanya peningkatan daya saing dunia kerja, mengharuskan kita para calon tenaga kefarmasian untuk lebih aktiv dalam menyingkapi masalah kefarmasian demi persaingan global yang lebih besar dengan tenaga kefarmasian di luar negri.
·         Dalam organisasi ISMAFARSI diharapkan menjadi batu loncatan awal para mahasiswa farmasi/ calon farmasis untuk menghasilkan profesi farmasis yang berkompeten dalam melaksanakan asuhan kefarmasian.
III. 2    SARAN
Disini, diharapkan mahasiswa farmasi dapat menyatu karna pada dasarnya segala sesuatu akan menjadi lebih kuat dan mudah apabila sesuatu tersebut bersatu atau menyatu atau dipersatukan. Dan mungkin ketidak berdayaan dalam menyatukan mahasiswa farmasi Indonesia inilah yang juga membuat profesi farmasi sungguh tenggelam dalam peraturan pembangunan bangsa Indonesia.
 
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Kepengurusan 2010-2011 ISMAFARSI. http://ismafarsi.org. (Diakses pada: Kamis, 29 Desember 2011).
Anonim. Sejarah ISMAFARSI. http://ismafarsi.org. (Diakses pada: Kamis, 29 Desember 2011).
Anonim. Tentang ISMAFARSI. http://ismafarsi.org. (Diakses pada: Kamis, 29 Desember 2011).
Anonim. Visi, Misi dan Aplikasi ISMAFARSI. http://ismafarsi.org. (Diakses pada: Kamis, 29 Desember 2011).
Depkes RI. 1999. Lima Undang Undang Republik Indonesia Tahun 1999, Hal 3-17. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 1999. Rangkuman Pelatihan Apoteker Pengelola Apotek. Jakarta: Dit.Jen POM Depkes Rl.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar