Senin, 17 Oktober 2011

Biologi Farmasi


ANATOMI TUMBUHAN

Anatomi Tumbuhan dibagi menjadi 3 :
1.      Sitologi tumbuhan : mempelajari bentuk, susunan dan sifat-sifat fisik/kimia dari sel-sel tumbuhan.
2.      Histologi tumbuhan :  mempelajari sekelompok/sekumpulan sel yang membentuk jaringan, di mana sekelompok sel-sel tersebut mempunyai ciri-ciri yang serupa meliputi bentuk, sifat dan fungsinya.
3.      Organologi tumbuhan  : mempelajari alat-alat pada tumbuhan yang dari luar tampak sebagai batang, akar dan daun; buah, bunga dan lain-lain, yang ternyata alat-alat tersebut tersusun oleh bermacam-macam jaringan. Sel tumbuhan seperti halnya pada hewan dibedakan antara sel yang prokariotik dan eukariotik.
§  Sel tumbuhan yang bersifat  PROKARYOTIK antara lain dijumpai pada ganggang hijau biru. Pada sel ini nucleus/inti sel tidak mempunyai membrane inti.
§  Sel tumbuhan yang bersifat  EUKARYOTIK dijumpai misal pada  Spirogyra.  Di sini  nucleus mempunyai membran inti. Sel seperti ini juga dijumpai pada tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi. Perbedaan utama sel hewan dan sel tumbuhan 

Tumbuhan
Hewan
Mempunyai membran plasma
dan dinding sel yang kuat
Hanya mempunyai membran plasma saja

Dijumpai adanya plastida
Tidak dijumpai adanya plastida
Vacuola sel dapat bersatu dan
membesar, membentuk vakuola
sentral
Vacuola sel tetap kecil


SITOLOGI TUMBUHAN

Sel merupakan unit dasar yang menyusun suatu organisme, yang berupa
bangunan kompleks dan mempunyai ciri-ciri antara lain :
§  Dapat memperbanyak diri bila masih muda
§  Dapat mempergunakan lingkungan hidup sebagai sarana kehidupannya

A.    SEJARAH TEORI SEL
1.      Tahun 1665, ROBERT HOOKE (ahli Botani Inggris)
Pertama kali menemukan sel. Ia mengiris gabus tanaman  Quercus suber dan menemukan gabungan ruangan-ruangan kecil seperti rumah lebah. Selanjutnya ia mengadakan/membuat irisan pada bagian yang masih segar dan tampak adanya cairan di dalam sel yaitu sitoplasma/plasma sel. 
2.      Tahun 1700, ANTONIE van LEEUWENHOEK (Belanda )
Ia mengiris  daun anggrek, dan pada preparat tampak bulatan kecilkecil warna hijau yang disebutnya kloroplast.
3.      Tahun 1831, ROBERT BROWN menemukan bulatan yang lebih besar dari kloroplast dan disebut nucleus/inti sel/karion.
4.      Tahun 1833, MATHIAS SCHLEIDEN menemukan bulatan yang lebih kecil dari nucleus dan terdapat di dalam nucleus, yang kemudian disebut sebagai nucleolus/anak inti.
5.      Tahun 1838, M. SCHLEIDEN & THEODOR SCHWANN menemukan adanya vacuola dalam sel. Kemudian para ahli tersebut menyatakan bahwa sel berasal dari sel yang sudah ada.
6.      Tahun 1858, RUDOLF VIRCHOW melihat proses MITOSIS (pembelahan inti) di dalam sel tumbuhan.
7.      Tahun 1910, ditemukan benda-benda yang lebih kecil dari kloroplast, misal : mitokondria, apparatus golgi.


B.     DINDING SEL
Dinding sel merupakan benda ergastik/tidak hidup/termasuk komponen non protoplasmik di luar plasma sel. Dalam perkembangannya dibagi menjadi 3 tahap :
a.       substansi interseluler atau lamela tengah : yaitu dinding sel yang mula-mula terbentuk pada waktu terjadi pembelahan sel, juga disebut dinding primitif yang sangat tipis, terdiri atas zat pektin dan protopektin.
b.      dinding primer: yaitu perkembangan dari lamela tengah yang telah mengalami perubahan primer karena adanya penebalan zat selulosa dan hemiselulosa dan kadangkadang  dijumpai senyawa polisakarida non selulosa. Misal : pada dinding sel parenkim
c.       dinding sekunder : yaitu perkembangan lebih lanjut dari dinding primer karena adanya penebalan dinding dari  lignin. Hanya dijumpai pada sel-sel dengan fungsi khusus  : trakea, trakeida/sklerenkim.
Sifat-Sifat Dinding Sel :
a.       Sifat Fisik : Dinding sel terdiri atas misel yaitu bangun-bangun molekul yag tersusun oleh selulose. Bangun-bangun tersebut merupakan fibril yang bersambungan yang tersusun miring dan pada awal perkembangan sejajar  satu sama lain, sedang pada perkembangan berikutnya serupa rangka seperti jala.
b.      Sifat Kimia : Dinding sel tersusun oleh zat organik dan anorganik.  Zat-zat organic yang dijumpai pada dinding sel adalah : *) pektin    *) hemiselulosa       *) pentosan      *) protopektin         *) lignin           *) kutin         *) selulose *) suberin  *) sapropolenin
Adanya zat-zat tersebut dapat diketahui dengan pembubuhan reagensia tertentu yang disebut reaksi mikrokimia.  Zat-zat anorganik yang terdapat pada dinding sel antara lain : kersik (SiO2) dan zat kapur.
Sel  terdiri dari :
1.      Komponen Protoplasmik : sitoplasma, nucleus, plastida, mitokondria
2.      Komponen Non Protoplasmik/benda-benda ergastik : vakuola, karbohidrat, protein, lemak, tanin, Ca-oxalat, dinding sel.  Dinding sel pada sel yang masih muda adalah tipis.
s.jpg
Makin dewasa sel tersebut dinding selnya relatif bertambah tebal, sehingga terbentuknya dinding sel sangat erat hubungannya dengan perkembangan sel tersebut. Penebalan dinding masing-masing sel berbeda-beda karena disesuaikan dengan fungsinya, sehingga terdapat perbedaan bentuk sel. s2.jpg

Beberapa reaksi mikrokimia terhadap dinding sel :
1)      Selulosa
S + ZnCl-J   ungu
S + JKJ + H2SO4   biru
Selulosa merupakan polisakarida dengan rumus (C6H10O5)n. tidak larut dalam air, air mendidih, asam dan alkali encer, serta KOH pekat. Dengan H2SO4pekat dihidrolisa menjadi glukosa. Oleh enzim selulase diubah menjadi
glukosa dan fruktosa.
2) Hemiselulosa Menyerupai selulosa. Dengan asam encer dihidrolisa menjadi mannose + galaktosa. Dapat dijumpai misal pada lendir tumbuhan.
HS + ZnCl-J  biru pucat 
3) Lignin
Zat kayu yang terdapat pada dinding sel yang telah mengkayu.
L + ZnCl-J     kuning
L + anilin + H2SO4   kuning
L + floroglusin + asam pikrat  merah 
L + fuchsin + asam pikrat   merah
4) Suberin
Terdapat pada dinding sel gabus 
S + sudan III   merah
S + ZnCl-J   coklat
S + KOH   kuning
5) Protopektin
P + ZnCl-J   kuning coklat
P + asam encer  larut dalam alkali
6) Pektin
Dapat ditemukan pada dinding sel dari buah yang mengandung banyak gula. Bila buah dimasak tampak beberapa zat gelatin 
7) Khitin
Dapat ditemukan pada dinding sel Fungi (jamur) 8) Kersik (SiO2)
Pada dinding sel batang Gramineae, Cyperaceae, Equisetinae, Diatomae
9) Kapur
Misal pada dinding sel ganggang Chara sp

Fungsi Dinding Sel :
- melindungi isi sel                  - menentukan bentuk sel
- memperkuat sel                     - menentukan ciri sel

Bentuk Sel :
- prisma  - silindris - kubus - poligonal - tak teratur

Penebalan Dinding Sel :
Menurut cara penebalannya, dapat terjadi secara :
a.       APOSISI : yaitu dengan cara menempelkan/melapis-lapiskan bahan penebalan (zat selulosa) pada lamela tengah (substansi interseluler), biasanya pada dinding primer. Contoh : sel parenkim, floem
b.      INTUSUSEPSI: yaitu Penebalan yang terjadi dengan menyisipkan bahan-bahan penebalan di antara mikrofibril

Menurut arah penebalannya :
a.       SENTRIPETAL : yaitu penebalan ke arah pusat sel/dalam. Contoh : pada sel epidermis daun beringin (Ficus  sp), terdapat tangkai selulosa yang akan memanjang  dan kemudian dideposisikan zat CaCO3  yang makin lama makin banyak sel akan melebar dan disebut litokis. Penebalannya disebut sistolit.
s3.jpg
b.      SENTRIFUGAL : yaitu penebalan  ke arah luar.
Contoh : pada polen (ss), terdapat tonjolan-tonjolan yang merupakan
penebalan ke arah luar. Pada rambut daun (trikoma), misal : daun  Artocarpus communis mempunyai rambut-rambut pelindung pada daunnya. Penebalannya
terjadi secara intususepsi.
Di antara dinding sel yang mengalami penebalan, terdapat bagian-bagian tertentu yang tidak ikut menebal yang disebut noktah. Di dalam noktah kadangkadang dijumpai  plasmodesmata, yang  berfungsi  untuk meneruskan rangsang dan makanan dari 1 sel ke sel yang lain. Pada waktu sel mengalami penebalan maka bagian dinding sel yang tertembus benang plasma tidak ikut menebal. s4.jpg
Berdasarkan bentuknya noktah dibedakan  menjadi 2,  yaitu noktah biasa dan noktah berhalaman. 
a.       Noktah Biasa (noktah sederhana)
1.      Noktah sempurna (berpasangan), yaitu noktah yang terdapat pada sel yang berdampingan dan masing-masing mengadakan penebalan dinding yang sama. Terdapat pada 2 sel yang sejenis.
2.      Noktah tak berpasangan (noktah setengah sempurna), yaitu noktah yang terdapat di antara 2 sel, di mana penebalan dinding masing-masing sel tidak sama tebalnya. Dijumpai pada 2 sel yang berdampingan, tetapi tidak sejenis. Misal : sklerenkim – parenkim.
3.      Noktah buta, yaitu noktah yang bermuara pada ruang antar sel.
4.      Noktah  majemuk unilateral,  yaitu sebuah noktah yang mulutnya melebar, yang berhadapan dengan noktah-noktah yang kecil-kecil
5.      Noktah  ramiform,  yaitu noktah yang terbentuk dari noktah yang kecilkecil dan kemudian bersatu.
s5.jpg
b.      Noktah  Berhalaman : yaitu noktah yang salurannya melebar menjadi suatu ruangan yang disebut halaman noktah. Terdapat pada sel-sel trakea dan trakeid (xylem)
Bagian-bagian noktah berhalaman :
s6.jpg
1. Mulut noktah, terdiri dari :
* mulut dalam          menghadap ruang sel
* mulut luar              menghadap lamela tengah
2. Lamela tengah, terdiri dari :
* torus yaitu bagian lamela tengah yang menebal
* margo yaitu bagian lamela tengah yang tidak menebal dan bersifat elastis, berguna untuk mengatur aliran zat hara.
Noktah berhalaman dibedakan atas :
a.       Noktah berhalaman sempurna : Saluran noktah suatu sel yang berdinding tebal berhadapan dengan saluran  noktah sel di sebelahnya yang juga berdinding tebal
b.      Noktah setengah halaman : Sel noktah yang bermulut melebar berhadapan dengan  dinding tipis dari sel di sebelahnya (n. biasa).
Misal : xylem – parenkim kayu

Terjadinya noktah :
Pada waktu sel masih hidup dan belum mengalami penebalan, dindingselnya masih tipis dan dapat ditembus oleh benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata. Selama proses penebalan dinding sel  berlangsung, di tempattempat plasmodesmata menerobos dinding sel masih terjadi aliran plasma, sehingga tempat-tempat ini tidak mengalami penebalan. Walaupun dinding sel semakin menebal sehingga lubang noktah telah berubah menjadi saluran noktah, kadang-kadang dalam saluran noktah masih terdapat benang-benang plasma.

HISTOLOGI
                 
A.    Jaringan Tumbuhan
Gabus yang menyusun kulit kayu dan akar tumbuh-tumbuhan yang banyak batang dan kayunya adalah sebuah jaringan. Ia melindungi lapisan dalam terhadap cedera dan ia menghalangi penguapan yang berlebiihan. Jaringan tumbuhan dibedakan menjadi 2, yaitu jaringan meristem, dan jaringan permanen.
1.      Jaringan Meristem
Pada tumbuhan terdapat jaringan yang selalu membelah yaitu jaringan meristem. Berdasarkan cara terbentuknya,jaringan meristem di bedakan menjadi 3, yaitu:
a.       Promeristem, sudah ada waktu tumbhan pada masaembrional.
b.      Meristem primer, masih bersifat membelah diri, terdapat padatumbuhan dewasa di ujung batang, ujung akar, ijung kuncup.
c.       Meristem sekunder, berasl dari meristemprimer.

Menurut letaknya meristem dibedakan menjadi:
a.       Meristem apical.
b.      Meristem lateral, yaitu cambium vaskuler dan felogen.
c.       Meristem interkalar, yaitu pada ruas tumbuhan monokotil.
2.      Jaringan Permanen
Sel-sel meristem, baik permann maupun sekunder akan berdiferensiasi menjadi jaringan permanent. Jarngan permanent tidak tumbuh dan memperbanyak diri lagi. Menurut fungsinya jaringan pemanen dibedakan menjadi:
a.      


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9oiFV-a-PwJ5N-gMWdweGnIqepj18kYDXWc4ZY-CwHV82dflcjzVsdk7j0k7Nk9gLattmvZgAV1__Ir97YFPpyf57MltRRVn0nTFBViJLJqeWTc4_dp-8EvKVWeG-nUSHgokcHws0IIo/s320/epidermis.jpg

Jaringan epidermis (jaringan pelindung)
Jaringan terluar yang menutupi seluruh permukaan tubuh tumbuhan, seperti akar, batang, daun dan biji dinamakan jaringhan epidermis.
Ciri-ciri jaringan epidermis: Bentuk sel seperti balok, biasaniya terdiri dari satu lapisan terletak pada lapisan yang paling luar, tidak berklorofil kecuali pada sel penjaga ( guard sell ) stomata.
Fungsi epidermis yaitu untuk melindungi jaringan yang lainnya.
b.      Jaringan parenkim (jaringan dasar)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYCehNMD6AOhdnBa5ed7mbNMerpcUt2TFIiVrEKuA9-LHj9SlSMp2krfGbHIGmoylk59L26VAQIJSAB1DvxSi5E4mex8nhGaVCTLhzTkuoefur3UM22ZRIHl31UfM2ky98mUMC8w8bKl0/s320/hal+11.jpg


Jaringan parenkim merupakan jaringan yang terbentuk dari meristem dasar.
Ciri-ciri parenkim: Susunan sel tidak rapat, tidak selalu berkloroflas, trdiri dri sel-sel hidup, banyak vakuola, ukuran sel besar, dinding sel tipis, banyak rongga-rongga antar sel.
Menurut fungsinya, jaringan parenkim dibedakan menjadi:
1.      Parenkim fotositesis,yaitu 
2.      Parenkim palisade ( jaringan tiang ) dan parenkim bunga karang ) jaringan spons
3.      Parenkim penyimpan bahan makanan.
4.      Parenkim penyimpan air
5.      Parenki penyimpan udara.
6.      Parenkin transportasi. 

Menurut bentuknya, jaringan parenkim dibedakan menjadi:
1.      Parenkim palisade, bentuk memanjang, tegak.
2.      Parenkim bunga karang, bentuk seperti bunga karang.
3.      Parenkim bintang, bentuk seperti bintang dengan ujung saling berhubungan.
4.      Parenkim lipatan, dinding sel melipat ke dalam.
c.       Jaringan penyokong ( jarinan penunjang )
Untuk penunjang tanaman agar dapat berdiri dengan kokoh dan kuat, di dalam tumbuhan terdapat jaringan yang disebut jaringan penyokong. Jaringan penyokong terdiri dari:
1.      Jaringan kolenkim
Merupakan jaringan yang dindingnya mengalami penebalan dari selulosa dan pectin trutama dibagian sudut-sudutnya. Ini banyak trdapat pada tumbuhan yang masih muda, yang belum berkayu, merupakan sel hidup.


2.     


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinuN7p5jHpsTwdhrP1KCAYRTxYZOT7fCE5t3hUPzCojjmuMTrr2nb3Xk7AX_C-eyl95xnRRuKLRsi0ppi2HUjoPwcJsDqO1SOJVvVpgDGFrL3LFSpzR-cluPlUqtuo5tysUbwVsr80Ehk/s320/hal+13.jpg

Jaringan skerenkim


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFIG7YKXlKpYUxTctrpOmR7eKQtTLL8lm-DqGXvMtA9IBcqwAu7xVCfuKI2yaRDblzoCqwsLyXdON7TEy2Q8qypoAP-dj-7fVUdl8tma9EeAlyoQg_6MJiAj9TFQUbT3s9R080s2bYd9Y/s320/sklerenkim.JPG

Merupakan jaringan yang sel-selnya mengalami penebalan dari lignin ( zat kayu ), sel-selnya sudah mati. Menurut bentuknya, skerenkim dibedakan menjadi 2 macam yaitu: Skelereid (sel batu) yaitu selnya mati, bentuknya bulat, dan bedinding keras sehingga tahan tekanan. Contoh sel-sel tempurung kenari dan tempurung kelapa.
• Seabut-serabut skerenkim (serat) yaitu selnya dengan bentuk panjang, umumnya trdapat pada permukaan batang.


3.      Jaringan pengangkut
Untuk mengangkut hasil fotosinesis dari daun keseluruh bagian tumbuhan serta mengangkut air dan garam-garam mineral dari
akar ke daun, tumbuhan menggunakn jaringan pengangkut. Jaringan ini terdiri dari:
·         Xilem (pembuluh kayu) : Xilem disusun oleh trakeid, trakea, pembuluh xylem (pembuluh kayu), parenkim kayu, dan skerenkim kayu,. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral daridalam tanah menuju daun.
·         Floem (pembuluh tapis): Floem disusun oleh ayakan atau tapis, pembuluh tapis, sel pengiring,selparenkim,kulit kaya,dan serabut kulit kayu (sel skerenkim). Floem berfungsi untuk mengangkut zat-zat hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh.
Xilem dan floem bersatu membentuk suatu ikatan pembuluh angkut.
1.      Ikatan pembuluh kolateral, xylem dan floem yang letaknya bersebelahan didalam suatu jari-jari ( xylem di dalam dan floem di luar).
a.       Kolateral terbuka, antara xylem dan floem terdapat cambium, misal: pada batang tumbuhan dikotil.
b.      Kolatral tertutup, antara xylem dan floem tidak terdapat cambium. Misalnya pada tumbuhan monokotil.
2.      Ikatan pembuluh bikolateral, xylem diapit floem terletak paa radius yang sama.
3.      Ikatan pembuluh radial, xylem dan floem letaknya bersebelahan, tetapi tidak berada pada jari-jari yang sama, misalnya pada akar.
4.      Ikatan pembuluh konsentris, xylem dan floem berbentuk cincin silindris.
a) Amfikribal, letak xylem di tengah dan dikelilingi oleh floem.
b) Amfipasal, letak floem di tengah dan dikelilingi oleh xylem.





























ORGANOLOGI

Organologi mengkaji bagaimana struktur dan fungsi suatu organ. Berikut adalah jaringan-jaringan dasar yang menyusun empat organ pokok tumbuhan.
A.    AKAR
Akar tersusun dari jaringan-jaringan berikut :
  1. epidermis
  2. parenkim
  3. endodermis
  4. kayu
  5. pembuluh (pembuluh kayu dan pembuluh tapis) dan
  6. kambium pada tumbuhan dikotil.
Permukaan akar seringkali terlindung oleh lapisan gabus tipis. Bagian ujung akar memiliki jaringan tambahan yaitu tudung akar. Ujung akar juga diselimuti oleh lapisan mirip lendir yang disebut misel (mycel) yang berperan penting dalam pertukaran hara serta interaksi dengan organisme (mikroba).
Sifat-sifat akar:
·         Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya.
·         Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainya.
·         Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
·         Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah pesat jika dibandingkan dengan bagian permukaan tanah.
·         Bentuk ujungnya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah.

Fungsi akar bagi tumbuhan:
ü  memperkuat berdirinya tumbuhan.
ü  untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tersebut dari dalam tanah.
ü  mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan.
ü  kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan

Jenis akar
Secara umum, ada dua jenis akar yaitu:
  1. Akar serabut. Akar ini umumnya terdapat pada tumbuhan monokotil. Walaupun terkadang, tumbuhan dikotil juga memilikinya (dengan catatan, tumbuhan dikotil tersebut dikembangbiakkan dengan cara cangkok, atau stek). Fungsi utama akar serabut adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan.
  2. Akar tunggang. Akar ini umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil. Fungsi utamanya adalah untuk menyimpan makanan.
Modifikasi Akar
  1. Akar napas. Akar naik ke atas tanah, khususnya ke atas air seperti pada genera Mangrove (AvicenniaSoneratia).
  2. Akar gantung. Akar sepenuhnya berada di atas tanah. Akar gantung terdapat pada tumbuhan epifit Anggrek.
  3. Akar banir. Akar ini banyak terdapat pada tumbuhan jenis tropik.
  4. Akar penghisap. Akar ini terdapat pada tumbuhan jenis parasit seperti benalu
1.      Akar
a.       Fungsi Akar
ü Menyerap air dan hara tanah
ü Memperkukuh berdirinya batang.
ü Menyimpan cadang makanan.
ü Alat perkembang biakan vegetatif.
ü Tempat melekatkan tubuh tumbuhan pada tanah atau subtract tempatnya.

b. Sistem Perakaran
·         Sistem perakaran tunggang, terdiri atas sebuah akar besar dengan beberapa cabang dan ranting akar. Akar berasal dari perkembangan akar primer biji yang berkecambah. Perakaran tunggang terdapat pada tumbuhan dikotil.
·         Sistem perakaran serabut, terdiri dari sejumlah akat kecil, ramping yang kesemuaannya memiliki ukuran yang sama. Sistem perakaran serabut terbentuk pada waktu akar primer, membentuk cabang sebanyak-banyaknya, cabang tidak menjadi besar, dan akar primer mengecil,tipe perakaran terdapat pada tanaman monokotil.
·         Sistem perakaran adfentif, merupakan akar yang tumbuh disetiap bagian tubuh tanaman dan bukan akar primer. Contoh akar yang keluar dari akar umbi batang, akar yang keluar dari batang (cangkokan).

c.       Struktur Akar
Struktur dari luar ke dalam:
1.      EpidermisTerdiri dari selapis sel dan tersusun rapat tanpa rongga antar sel. Sel ini berdinding tipis. Sel- sel epidermis yang sdekat ujung akarmempunyai beberapa bulu akar untuk memperluas bidang penyerapan. Epidermis berfungsi untuk pelindung dan penerus air kebagian dalam akar.
2.      KorteksTerdiri atas beberapa lapis sel berdinding tipis dan tidak banyak ruangantarsel yang berguna untuk pertukaran zat, juga sebagaitempat cadang makanan.
3.      Endodermis, yaitu terdiri atas selapis sel, kebanyakan sel-sel ini berdinding tebaldengan berlapiskan zat gabus. Endodermis mengatur masuk keluarnya bahan ked an dari akar.
4.      Stele (silinder pusat), yaitu terdiri dari perisikel, xylem, floem. Stele terletak di sebelah dalam endodermis. Pada akar monokotil antara xylem dan floem tidak terdapat cambium, pada akar dikotil antara xylem dan floem tidak terdapat cambium, dan letaknya berselang-seling menurut arah jari-jari. Lapisan paling tepi dari silinder paling pusat disebut perisikel atau perikambium.
                        Angiospermae (berbiji tertutup)
a. Monokotill (berkeping satu) Akar berupa rizoid
b. Dikotil (berkeping dua)
§  Akarnya serabut, xylem dan floem bertipe konsertris (xylem berada di tengah dikelilingi oleh floem)


B.     BATANG
Susunan batang tidak banyak berbeda dengan akar. Batang tersusun dari jaringan berikut:
  1. epidermis
  2. parenkim
  3. endodermis
  4. kayu
  5. jaringan pembuluh, dan
  6. kambium pada tumbuhan dikotil.
Struktur ini tidak banyak berubah, baik di batang utama, cabang, maupun ranting. Permukaan batang berkayu atau tumbuhan berupa pohon seringkali dilindungi oleh lapisan gabus (suber) dan/atau kutikula yang berminyak (hidrofobik). Jaringan kayu pada batang dikotil atau monokotil tertentu dapat mengalami proses lignifikasi yang sangat lanjut sehingga kayu menjadi sangat keras.
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut :
  1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akatetapi selalu bersifat aktinomorf
  2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun.
  3. Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop)
  4. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
  5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
  6. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda.

1.       Fungsi Batang
b.      Alat transportasi zat makanan dari akar ke daun, dan hasil asimilasi dsri daun keseluruh bagian tubuh.
c.       Alat perkembang biakan vegetatif.
d.      Menyimpan cadangan makanan.
e.       Tempat tumbuhnya daun, cabang dan bunga.
3.      Struktur Batang
1.      Epidermis
Terdiri atas slapis sel yang tersusun rapat dan tidak mempunyai ruang antarsel. Yang bagian luar dilapisi kutikula. Pada batang terjadi pertumbuhan sekunder, epidermis akan pecah dan terbentuk lpisan gabusyang sering pecah pula membentuk lentise.
2.      Korteks
Sel-selnya tidak tersusun rapat, banyak ruang antar sel yang penting untuk pertukaran gas.
3.      Endodermis
Tersusun atas selapis sel mempunyai bentuk khasdan angiuspermae sel-sel endodermis mengandung banyak tepung yang disebut saring tepung.
4.      Stele (selinder pusat)
Di dalam stele terdapatjaringan partikel empelur, dan pembuluh angkut.
C.     BUNGA, BAH DAN BIJI

Bunga
A.    Fungsi Bunga: yaitu sebagai alat pembetuk sel kelamin dan hisan.
B.     Pembagian bunga
1. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki perhiasan bunga dan alat pembiak.
a.       Perhiasan bunga terdiri dari: Periantum yang terdiri dari : calyx (kelopak bunga), corolla (mahkota bunga). Perigonium yaitu bunga yang memiliki calyx dan corolladengan warna yang sama.
b.      Alat pembiakan , terdiri dari: Pistilim (putik) alat pembiak betina, kaena membentuk ovum. Stamen (benang sari) alat pembiak jantan, karena menghasilkan sperma.
2. Bunga tidak lenkap adalah bunga yang tidak memiliki perhiasan bunga atau pembiakan, dibedakan menjdi:
a. Bunga telanjang yaitu bunga yang tidak memiliki perhiasan bunga.
b. Bunga mandul yaitu bunga yang tidak memiliki alat pembiakan.

Berdasarkan kelengkapan alat pembiakan, bunga dibagi menjadi:
1.   Bunga biseksual: bunga hermafrodit/bunga sempurna:bunga yang memiliki benang sari dan putik.
2.   Bunga uniseksual: bunga yang mempunyai benang sari saja atau mempunyai putik saja.
     Dibagi menjadi:
a.       Berumah satu (monoesius) bunga jantan dan bunga betinatrdapat pada satu tumbuhan.
b.      Berumah dua (dioesius) bunga jantan dan bunga betina tidak terdapat dalam satu tumbuhan.
3.      Bunga jantan: bunga yang hanya mempunyai benang sari saja.
4.      Bunga betina:bunga yang hanya mempunyai putik saja.
Buah
Melekatnya serbuk sari dari atas kepala putik, penyerbukan Pembuhan, bakal buah dan biji berkembang menjadi buah. Biji yang mengandung embrio/ lembaga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan bagi tumbuhan.
Macam-macam buah adalah:
a.       Buah tunggal:buah yang hanya dibentuk hanya satu bakal buah, contoh buah mangga dan papaya.
b.      Buah agregat: bah yang dibentuk oleh banyak bakal buahdari satu bunga, contoh:buah murbai.Buah majmuk (buah brganda): buah yang dibentuk oleh banyak bakal buah oleh banyak bunga, contoh:buah nanas, nangka dan keluih.


D.    DAUN
Merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang.
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofitjuga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air
Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin(berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur).
Daun lengkap terdiri dari pelepah daun, tangkai daun serta helai daun. Helai daun sendiri memiliki urat daun yang tidak lain adalah kelanjutan dari jaringan penyusun batang yang berfungsi menyalurkan hara atau produk fotosintesis. Helai daun sendiri tersusun dari jaringan-jaringan dasar berikut:
  1. epidermis
  2. jaringan tiang
  3. jaringan bunga karang dan
  4. jaringan pembuluh.
Permukaan epidermis seringkali terlapisi oleh kutikula atau rambut halus (pilus) untuk melindungi daun dari serangga pemangsa, spora jamur, ataupun tetesan air hujan.
Daun
Fungsi Daun
1. Tempat berlangsungnya fotosintesis.
2. Tempat menyimpan bahan makana.
3. Pada tumbuhan tertentu sebagai alat perkembangan vegeatif.
4. Alat evaporasi (penguapan).
5. Respirasi melalui (stomata).
6. Menyerap energi matahari.
Struktur Daun
Struktur anatomi daun adalah sebagai berikut:
1. Epidermis dau tertutup oleh lapisan kutikula yang berfungsi ntuk mencegah terjadinya penguaan yang terlalu besar. Pada epidermis terdapat stomata berfungsi untuk pertukaran gas.
2. Msofel terdiri dari jaringan palisade yang mempuyai banyak kloroflas dan jaringan bunga karang
3. Ikatan pembuluh daun membentuk tulang daun, yang terdiri atas xylem dan floem.
Ikatan pembuluh akan berakhir di ujung daun berupa celah kecil yang disebut hidatoda.

Ada 4 jenis daun, yaitu:
1. Mikrofil       = daun berukuran kecil
2. Makrofil      = daun berukuran besar
3. Tropofil       = daun untuk fotosintsis
4. Sporofil       = daun penghasil spora
Daun lancip seperti jarum dan berukuran kecil-kecil
a. Berbentuk vita, dengan susunan tulang-tulang daun sejajar.
b. Susunan tulang-tulang daun menyirip atau menjari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar