Minggu, 30 Oktober 2011

Antibodi Poliklonal dan Monoklonal

Antibodi poliklonal
Yaitu di dalam suatu populasi antibodi terdapat lebih dari 1 macam antibodi, atau campuran antibodi yang mengenal epitop yang berbeda pada antigen yang sama.
Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal:
  1. Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat.
  2. Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin. Imunisasi yang ideal adalah yang dapat mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor yang diperlukan. Hal tersebut dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang tidak patogenik.
  3. Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
  4. Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut.
  5. Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya berupa ‘polyclonal’ /campuran antibodi.

Antibodi Monoklonal (MAb)
Yaitu antibodi homogen yang dengan spesifitas yang sama diproduksi dari klon tungal dari sel yang menghailkan antibodi. Klon adalah segolongan sel yang berasal dari satu sel karena secara gentiknya identik.
  • Mono: Satu
  • Klone: strain sel yang diturnkan dari satu sel.
  • Antibodi monoklonal diproduksi dari fusi sel B dan sel myeloma membentuk hibridoma.
  • Antibodi monoklonal hanya mengenal satu epitop.
Gambar 1.
Tahapan dalam produksi antibodi monoclonal:
  1. Produksi dan seleksi hibridoma yang diharapkan
  2. Amplifikasi MAb dari sel hibridoma terpilih
    1. Produksi ascites
    2. Fermentasi melalui kultur sel
  1. Purifikasi MAbs
    1. Filtrasi
    2. Ultrasentrifugasi
    3. Kromatografi afinitas
  2. Proses penambahan: disebut konjugasi
  3. Formulasi dan sterilisasi
Gambar 2.
Gambar 3.

Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk tiga tujuan berikut:
1. pemurnian reagen untuk tes atau penelitian
2. sebagai penanda pada deteksi assays
3. untuk eksperimental terapi
Aplikasi terapi dari Antibodi monoklonal
  1. Induksi imunisasi pasif
  2. Diagnostik imaging
  3. Diagnostik nolekular
  4. Monitoring terapi obat (untuk live-saving drug)
  5. Sistem penghantaran obat (DDS)
  6. Isolasi dan atau purifikasi obat baru
  7. Terapi kanker

Toksin yang biasa dikonjugasikan dengan antibodi monoklonal persiapan untuk penggunaan klinik sebagai agen antikanker:
  1. ricin
  2. pokeweed
  3. gelonin
  4. Pseudomonas endotoksin
  5. Diptheria toksin
  6. abrin
  7. protein antiviral

Antibodi monoklonal untuk tujuan terapetik:
  • Murine antibodi monoklonal pertama dikembangkan sebagai alat diagnostic di tahun 1970an (Milstein san Brown).
  • Efikasi terapetik yang terbatas untuk pengembangan HAMA (Human Anti-Mouse Antibodies) ~ 14 hari, 50-80 % pasien
  • Chimeric dan humanised antibodi monoklonal mencegah perkembangan HAMA.
Monoclonal Antibodies in Oncology

Antibodi monoklonal pada B-Cell Lymphomas
  • Rituximab:  Naked chimeric monoclonal antibody against CD20 antigen
  • CD20 on cell surface of most B-cell malignancies except primitive B-cell ALL and post-mature myeloma cells

Key features of Rituximab
  • Chimeric anti-CD20 MoAb
  • Activates complement mediated cytotoxicity & Antibody Dependent Cellular Cytotoxicity (ADCC)
  • Mempunyai efek anti-tumor langsung
  • Aktivitas sinergis dengan kemoterapi
  • Sensitises chemoresistant cell lines
Chimeric dan humanized antibodi (dibandingkan dengan murine Ab)
  1. Menurunkan tingkat imunogenitas secara signifikan (80% à 5%)
  2. Waktu paruh di serum yang lebih lama (14-23 hari dibandingkan dengan 30-40 jam), sehingga frekuensi pemberian bisa dikurangi
  3. Allow activation of various Fc-mediated functions eg. Activation of complement



Tidak ada komentar:

Posting Komentar