Senin, 17 Oktober 2011

Makalah Ilmiah Nigella Sativa

 
ANATOMI DAN MORFOLOGI BAGIAN BIJI TUMBUHAN JINTEN HITAM (Nigella sativa)

MAKALAH ILMIAH

Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Anatomi Morfologi Tumbuhan (AMT) pada tingkat semester 2 Program Studi Farmasi (S1) Universitas Jember.

DISUSUN OLEH:
Kelompok 5
David Irawan                       (102210101042)
Anita Meilina Akhmad       (102210101043)
Safirah                                   (102210101044)
Jessica Dwi Puspita              (102210101045)
Lukmanto                             (102210101046)
Lindawati Setyaningrum     (072210101056)
Eva Virdi Mariahadi            (072210101062)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
MEI 2011


HALAMAN RINGKASAN
Jintan (Trachyspermum roxburghianum syn. Carum roxburghianum/ Nigella sativa) merupakan tumbuhan menjalar yang bijinya dapat digunakan untuk rempah-rempah dan obat-obatan. Biji tanaman ini sering digunakan sebagai bumbu dapur untuk masakan India. Tanaman ini banyak dibudidayakan di India dan Asia Tenggara. Nigella Sativa adalah tumbuhan biseksual artinya dapat mengembangbiakkan dirinya sendiri, membentuk sebuah kapsul buah yang mengandung biji. Nigella sativa merupakan salah satu spesies dari genus Nigella.
Jenis Bunga Nigella sativa ada dua macam, satu berwarna ungu kebirubiruan dan lainnya putih. Pertumbuhan bunga terletak pada bagian cabang, sementara itu daunnya saling tumbuh berseberangan secara berpasangan. Daun dibagian bawah bentuknya kecil dan pendek, sedangkan daun bagian atas lebih panjang (6 – 10 cm). Batang bunga tersebut bisa mencapai ketinggian 12 -18 inchi.
Nigella sativa yang lebih dikenal dengan Jinten Hitam oleh masyarakat awam ternyata mengandung lebih dari 100 jenis biologycal nutrient yang sangat penting bagi tubuh. Jintan Hitam (Nigella sativa) minyak mengandung zat: thymoquinone, dithymoquinone, thymohydroquinone, timol,  dan tannin yang dianggap dapat menghambat pertumbuhan bakteri, jamur, dan parasit, sehingga memiliki efek antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antimikroba minyak jintan hitam pada bakteri Escherichia Coli. Pada ekstrak tanaman Nigella sativa dapat sebagai penurun glukosa darah dengan cara menghambat glukoneogenesis di hepar dan menstimulir sel beta pankreas untuk meningkatkan fungsinya dalam menghasilkan insulin
Proses pengolahan produk (product processing and quality control) biji-biji Jintan dilakukan pada 2 jenis proses, yang terdiri dari 8 tahap proses pengolahan bahan (manufacturing process) dan 6 tahap proses pengontrolan mutu (quality control process). Secara morfologi biji pada jintan hitam dapat diamati dengan melihat kulit biji, inti biji dan tali pusar. Sedangkan secara anatomis, bentuk penampang biji jintan hitam secara umum sama halnya dengan tanaman lainnya yang terdiri dari ovule, endosperma, embrio, testa, buah, endospermic biji.

1.      Pendahahuluan
Obat alami adalah sediaan obat, baik berupa obat tradisional, fitofarmaka dan farmasetik, dapat berupa simplisia (bahan segar atau yang dikeringkan), ekstrak, kelompok senyawa atau senyawa murni yang berasal dari alam, dan khusus dalam makalah ini yang dimaksud dengan obat alami adalah obat asal tanaman. Obat alami dapat pula didefinisikan sebagai obat-obatan yang berasal dari alam, tanpa rekayasa atau buatan, bisa berupa obat yang biasa digunakan secara tradisional, namun cara pembuatannya dipermodern. Apabila obat tersebut diperuntukkan bagi hewan maka obat alami tersebut diberi keterangan tambahan “untuk hewan”.
Penggunaan tanaman obat di kalangan masyarakat sangat luas, mulai untuk bahan penyedap hingga bahan baku industri obat-obatan dan kosmetika.  Namun, di dalam sistim pelayanan kesehatan masyarakat, kenyataannya peran obat-obat alami belum sepenuhnya diakui, walaupun secara empiris manfaat obat-obat alami tersebut telah terbukti.  Sebagai salah satu contoh adalah penggunaan jamu sebagai obat kuat, obat pegal linu, mempertahankan keayuan, pereda sakit saat datang bulan dan lain-lain, menyiratkan penggunaan jamu yang sangat luas di masyarakat. Memang disadari, bahwa produksi jamu belum banyak tersentuh oleh hasil-hasil penelitian karena antara lain disebabkan para produsen jamu pada umumnya masih berpegang teguh pada ramuan yang diturunkan turun-temurun. Akibatnya, hingga saat ini obat tradisional masih merupakan bahan pengobatan alternatif di samping obat modern.
Kecenderungan kuat untuk menggunakan pengobatan dengan bahan alam, tidak hanya berlaku di Indonesia, tetapi juga berlaku di banyak negara karena cara-cara pengobatan ini menerapkan konsep back to nature atau kembali ke alam yang diyakini mempunyai efek samping yang lebih kecil dibandingkan obat-obat modern. Mengingat peluang obat-obat alami dalam mengambil bagian di dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat cukup besar dan supaya dapat menjadi unsur dalam sistem ini, obat alami perlu dikembangkan lebih lanjut agar dapat memenuhi persyaratan keamanan, khasiat dan mutu.



2.      Jintan Hitam (Nigella sativa)
2.1  Klasifikasi Jintan Hitam
Jintan (Trachyspermum roxburghianum syn. Carum roxburghianum) merupakan tumbuhan menjalar yang bijinya dapat digunakan untuk rempah-rempah dan obat-obatan. Biji tanaman ini sering digunakan sebagai bumbu dapur untuk masakan India. Tanaman ini banyak dibudidayakan di India dan Asia Tenggara (Gunawan, Didik. 2000).
Nigella Sativa adalah tumbuhan biseksual artinya dapat mengembangbiakkan dirinya sendiri, membentuk sebuah kapsul buah yang mengandung biji. Saat kapsul buah matang, ia akan membuka dan biji yang ada didalamnya akan mengudara dan berubah menjadi hitam, sehingga disebut Biji Hitam (Black Seed). Nigella sativa merupakan salah satu spesies dari genus Nigella.
Jintan putih dapat tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim sejuk, seperti misalnya di daerah India utara dekat kaki pegunungan Himalaya, selain itu juga terdapat banyak di Meksiko, dan Thailand. Di Indonesia meskipun dapat tumbuh, pada umumnya kurang baik (Ipteknet, 2005). Nigella Sativa tumbuh di berbagai belahan dunia, termasuk Saudi, Afrika Utara dan sebagian Asia. Nigella Sativa merupakan bunga fennel dari keluarga Ranunculaceae. Biji-biji Nigella Sativa ukurannya kecil dan pendek (panjang antara 1-2mm), hitam, berbentuk trigonal, memiliki rasa yang kuat dan pedas seperti lada.
Jenis Bunga Nigella Sativa ada dua macam, satu berwarna ungu kebirubiruan dan lainnya putih. Pertumbuhan bunga terletak pada bagian cabang, sementara itu daunnya saling tumbuh berseberangan secara berpasangan. Daun dibagian bawah bentuknya kecil dan pendek, sedangkan daun bagian atas lebih panjang (6 – 10 cm). Batang bunga tersebut bisa mencapai ketinggian 12 -18 inchi.
Nigella Sativa yang lebih dikenal dengan Jinten Hitam oleh masyarakat awam ternyata mengandung lebih dari 100 jenis biologycal nutrient yang sangat penting bagi tubuh. Pada ekstrak tanaman Nigella Sativa dapat sebagai penurun glukosa darah dengan cara menghambat glukoneogenesis di hepar dan menstimulir sel beta pankreas untuk meningkatkan fungsinya dalam menghasilkan insulin (Anwar-ul, HG, Qaiser J and Muhammad AUK. 2004.)
Gambar 1. Struktur Tanaman Jintan Hitam
Adapun klasifikasi tanaman jintan hitam, adalah sebagai berikut :
Kingdom                : Plantae
Division                  : Magnoliophyta
Class                       : Magnoliopsida
Order                      : Ranunculales
Family                     : Ranunculaceae
Genus                     : Nigella
Species                    : N. sativa
Binominal name      : Nigella sativa L.
Sinonim                    :Trachyspermum roxburghianum syn., Carum roxburghianum, Cuminum cyminum Linn.
2.2  Morfologi Biji (Semen) Tanaman Jintan Hitam
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk luar atau susunan luar dari tumbuhan, khususnya pada tumbuhan berbiji dimana mencangkup organ-organ tubuhnya dengan segala variasinya yang meliputi keaneragaman dari: (Yudianto, Suroso Adi. 1992).
a.               Akar (Radix)
b.              Batang (Cauli)
c.                Daun (Folium)
d.              Bunga (Floss, anthos)
e.               Buah (fructus)
f.               Biji (Semen)
g.              Bagian-bagian yang mirip akar, batang dan daun, serta bagian lainnya.
Biji (Semen)
(Bunga)
(Buah)
Batang (Cauli)
Akar (Radix)
Daun (Folium)

Gambar 2. Struktur Anatomi Tumbuhan
Penggunaan jintan hitam sebagai obat-obatan telah dilakukan jutaan orang di Asia, Timur Tengah, dan Afrika untuk menjaga kesehatan. Jintan hitam berwarna ungu kebiruan atau putih, termasuk tanaman terna setahun, berbatang tegak, berusuk dan berbulu kasar. Biji hitam berbentuk kerucut.
Kulit biji jintan hitam terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain, epidermis luar terdiri dari selapis sel yang termampat, bentuk memanjang, kadang-kadang berupa papila pendek, dinding tipis, warna coklat muda atau coklat kehijauan. Nama simplisia jintan hitam adalah Nigellia sativae Semen, Melanthii Semen, atau biji jintan hitam. Jintan hitam memiliki biji berwarna hitam pekat. Dimana dapat diuraikan seperti dibawah ini:
2.2.1    Kulit Biji (Spermodermis)
Kulit biji dibagi menjadi 2, yaitu lapisan kulit luar (testa) dan lapisan kulit dalam (tegmen). Lapisan kulit luar pada biji Terminalia catappa ini keras seperti kayu. Lapisan inilah yang merupakan pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalamnya.
Gambar 3. Biji Tanaman Jintan Hitam
Bentuk luar dari Jintan hitam adalah : biji agak keras, menyerupai kerucut ganda dengan kedua ujungnya meruncing, kerucut yang satu lebih pendek dari yang lain, bersudut 3 sampai 4, panjang 1,5 mm sampai 2 mm, lebar lebih kurang 1 mm ; permukaan luar berwarna hitam kecoklatan, hitam kelabu sampai hitam, berbintik-bintik, kasar, berkerut, kadang-kadang dengan beberapa rusuk membujur atau melintang.



2.2.2   Inti Biji (Nucleus Seminis)
Gambar 4. Struktur Anatomi Biji Jintan Hitam
Pada penampang melintang biji, terlihat kulit biji berwarna coklat kehitaman sampai hitam, endosperm berwarna kuning kemerahan, kelabu, atau kelabu kehitaman ; lembaga berwarna kuning pucat sampai kelabu.
2.2.2.1       Embrio
a.    Radicula: akar lembaga
b.   Cotyledon: keping lembaga/daun lembaga
c.    Plumula: pucuk lembaga
2.2.2.2      Albumen
Endospermium (putih lembaga dalam).
2.2.3    Tali Pusar (Funiculus)
Merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni jadi merupkana tangkainya biji. Jika biji masak, maka biji akan terlepasa dari tali pusar dan pada biji hanya nampak bekasnya.


2.3  Anatomi Biji Tanaman Jintan Hitam
Anatomi tumbuhan atau fitotomi adalah melihat keseluruhan fisik sebagai bagian-bagian yang secara fungsional berbeda. Anatomi tumbuhan biasanya dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan hierarki dalam kehidupan:
a.              Organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan jaringan-jaringan penyusunnya;
b.             Histologi, mempelajari struktur dan fungsi berbagai jaringan berdasarkan bentuk dan peran sel penyusunnya; dan
c.              Sitologi, mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel-organel di dalamnya, proses kehidupan dalam sel, serta hubungan antara satu sel dengan sel yang lainnya. Sitologi dikenal juga sebagai biologi sel.

Gambar 5. Anatomi Biji Jintan hitam
Nigella sativa termasuk dalam Family (clade) : Ranunculaceae, danEndospermic seeds : Basal Eudicots. Contoh lain selain Nigella sativa: Trollius sp. Deskripsi berdasarkan literatur ialah : (“ The seeds of basal angiosperms often have underdeveloped embryos that are embedded in abundant endosperm tissue. Two-step germination process with distinct testa rupture and endosperm rupture.” ). Biji seperti jintan hitam termasuk dalam kelompok tanaman Angiospermae yang memiliki perkembangan embrio ke bawah yang melekat dalam berlimpah-limpah jaringan endosperma. Dua langkah proses pengecambahan dengan pemecahan testa yang begitu jelas dan pemecahan endosperma.
2.3.1    Anatomi Biji Jintan Secara Umum (seperti biji-biji lainnya):
a.    Biji-biji ini merupakan perombakan dan propagasi unit dari Spermatophyta (tanaman berbiji), Gymnosperma (conifer / jarum dan kultivar nya) dan Angiosperma (tanaman berbunga).
b.    Biji-biji dewasa / matang, ovule nya subur. Ovule adalah struktur dari tanaman berbiji yang berisi gametophyte betina dengan sel telur, dikelilingi oleh nucellus dan 1-2 integuments. Dalam angiospermae penyuburan / pembuahan ganda menghasilkan bentuk embrio diploid dan endosperma triploid.
c.    Embrio : sporophyta muda, diploid (2n), dihasilkan dalam pembuahan. Embrio dewasa berisi cotyledons (daun biji), hypocotil (batang seperti sumbu embrio, di bawah cotyledon), radicel (akar embrio).
d.   Endosperma : jaringan penyimpan makanan, triploid (3n), dihasilkan dalam pembuahan ganda, 2/3 genom langsung dari induk.
e.    Testa (selubung biji) : lapisan luar pelindung biji, perkembangan dari integument ovule, diploid jaringan induk.
f.     Buah dewasa / matang, ovarium masak berisi banyak biji. Perikarpium (selubung buah) diploid dari jaringan induk.
g.    Endospermic biji : endosperma ditempatkan dalam biji yang matang dan bertindak sebagai organ penyimpan makanan. Testa dan endosperma adalah 2 lapisan luar dari embrio.
2.3.2    Anatomi secara Makroskopik :
Biji agak keras, limas ganda dengan kedua ujungnya meruncing, limas yang satu lebih pendek dari yang lain, bersudut 3 sampai 4, panjang 1,5 mm sampai 2 mm, lebar lebih kurang 1 mm ; permukaan luar berwarna hitam kecoklatan, hitam kelabu sampai hitam, berbintik-bintik, kasar, berkerut, kadang-kadang dengan beberapa rusuk membujur atau melintang. Pada penampang melintang biji terlihat kulit biji berwarna coklat kehitaman sampai hitam, endosperm berwarna kuning kemerahan, kelabu, atau kelabu kehitaman ; lembaga berwarna kuning pucat sampai kelabu.
2.3.3    Anatomi secara Mikroskopik :
Pada kulit biji, epidermis luar terdiri dari selapis sel yang termampat, bentuk memanjang, kadang-kadang berupa papila pendek, dinding tipis, warna coklat muda atau coklat kehijauan.
Di bawah epidermis terdapat beberapa lapis sel parenkimatik, bentuk memanjang, termampat, tidak berwarna atau berwarna kehijauan ; pada tiap rusuk diduga tedapat berkas pembuluh, phloem dan xylem sukar dibedakan karena selnya termampat ; pada daerah ini sel parenkim di bawah epidermis tidak termampat dan selnya besar berbentuk polygonal ; kemudian berturut-turut terdapat selapis sel berbentuk persegi empat, berdinding tipis, tidak berwarna atau berwarna kehijauan, di dalam sel terdapat hablur berbentuk prisma besar, kadang-kadang hampir memenuhi ruangan sel, pada penambahan asam klorida pekat P hablur tidak larut ; selapis sel berbentuk palisade, tinggi lebih kurang 65 μm, tersusun sangat teratur, dinding tangensial dalam dan dinding radial sangat tebal, warna agak kekuningan dan tidak berlignin, lumen sangat kecil terdapat di ujung bagian luar, berbentuk trapesium atau bundar telur, warna coklat kekuningan ; selapis sel parenkimatik, bentuk persegi empat tidak teratur, dinding tipis, sel jernih.
Epiderimis dalam terdiri dari selapis sel berbentuk persegi empat tidak teratur, sel agak besar, lumen jernih, dinding berwarna coklat berpenebalan jala, dinding tangensial dalam lebih tebal.
Endosperm terdiri dari sel berbentuk polygonal, dinding tipis, tidak berwarna, penuh berisi butiran aleuron dan tetes-tetes minyak.
Embryo sel nya lebih kecil dari sel endosperm, dinding tipis, berisi butir aleuron dan tetes-tetes minyak.
Serbuk yang terlihat berwarna kelabu kehitaman.
Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis luar yang termampat dan berpapila pendek, fragmen sel palisade terlihat tangensial ; fragmen kulit biji ; fragmen epidermis dalam ; fragmen sel berhablur terlihat tangensial ; fragmen endosperm dan fragmen sel parenkimatik di bawah lapisan palisade.
2.4  Kandungan Fitokimia dan Manfaat pada Biji Tanaman Jintan
Efek Black Seed yang dikombinasikan dengan kandungan nutrisi dan medis tidak hanya membantu menyembuhkan penyakit saja, namun juga membantu tubuh untuk membentuk daya tahan terhadap penyakit atau gangguan lainnya dimasa akan datang (AA, Subiyanto dan Dinding HP. 2008).
Sementara bukti historis menunjukkan potensi black seed dalam menyembuhkan berbagai penyakit ringan, berikut kami informasikan sebagai fungsi penyembuh utama black seed yang ditemukan dari penelitian terakhir:
2.4.1    Kandungan Nutrisi
Black seed kaya akan kandungan nutrisi (Nutritional Composition Black Cumin Seed):
a.         Protein 21%
b.        Carbohydrates 35%
c.         Fats 35-38%
d.        Black seed mengandung Monosaccharides (molekul gula tunggal) dalam bentuk glucose, rhamnose, xylose, dan arabinose.
2.4.2    Aktifitas Anti-histamin
Histamin adalah substansi yang dilepaskan oleh jaringan tubuh yang kadang menimbulkan reaksi alergi dan berhubungan dengan asma bronchitis. (Badr-El-Din dan Mahfouz,1960)
Crystalline nigellone pada histamine adalah crystalline nigellone ternyata memiliki protein kinase C, substansi yang dikenal dengan pemicu untuk melepaskan histamin. (Nirmal Chakravarty,M.D,. 1993). Manfaat hasil tersebut adalah bagi mereka yang menderita asma bronchitis dan penyakit alergi lainnya dapat memanfaatkan crystalline nigellone.
2.4.3    Anti-tumor
Menggunakan asam lemak derivan black seed, studi dengan menggunakan tikus Swiss albino menujukkan bahwa unsure aktif ini menghambat perkembangan jumlah sel kanker yang disebut dengan Ehrlich ascites carcinoma (EAC). Tipe sel kanker umum yang kedua, yang juga dipakai adalah Dalton's lymphoma ascites (DLA). (Dr. Chakravarty,1991)

Isolasi tersebut dimaksudkan sebagai bukti bahwa terjadinya unsure aktif sebagai penghambat tumor, dan rantai panjang konsistuen asam lemak dimungkinkan akan menjadi komponen aktifnya pada hasil isolat biji jintan hitam.

2.4.4    Anti-bakteri
Black seed juga sering dipakai untuk mengobati gangguan sistem pencernaan. Secara tradisional, black seed masih digunakan untuk mengobati diare dan muntah-muntah, juga perut mulas, dan juga mengatasi keluhan dalam pemakaian obat pencahar (seperti: beberapa obat pencahar, buah-buahan, seperti Aprikot jika terlalu banyak) (Wahyudi,Eko Hendri; Soewarni; Syamsulina Revianti. 2008).
2.4.5    Obat Luka radang
Minyak menghambat pertumbuhan eicosanoid dan menunjukkan aktifitas sel anti-oksidan, dimana penghambatan pertumbuhan eicasanoid, lebih tinggi dibandingkan dari yang diharapkan jika hanya menggunakan thymoquinone, karena unsure dalam minyak turut serta dalam meningkatkan reaksi meredakan radang dalam sel. (Professor EL-Dakhakny, 1960)
2.4.6    Meningkatkan jumlah susu pada ibu menyusui
Minyak Black Seed meningkatkan kadar susu bagi ibu menyusui. (Agarwhal,1979). Biji jintan hitam mengandung 40 % minyak takasiri dan 1,4 % minyak asiri1) dan lima belas jenis asam amino, protein, kalsium, besi, sodium, potasium. Kandungan aktifnya yang paling penting adalah thymoquinone (TQ), dithymouinone (DTQ), thymohydroquimone (THQ) dan thymol (THY). Diantara penyebab banyak penyakit ialah diakibatkan radikal bebas. Tidak kurang dari 50 penyakit penyebabnya bisa dihubungkan dengan radikal bebas. Jinten hitam mengandung suatu zat anti oksidan. Kandungan zat aktif dalam jinten hitam diantaranya : thymoquinone, thymohydroquinone, dithymoquinone, thymol, carvacrol, nigellicine, nigellidine, nigellimine-N-oxide and alpha-hedrin. Selain itu juga mengandung asam lemak omega 3 dan omega 6 (total asam lemak 38%). Kandungan proteinnya 21% namun mengandung  8 dari 10 macam asam amino yang kita perlukan, karena kita tidak bisa membuatnya dalam tubuh (esensial asam amino) (Hairrudin. 2005).



3      Penutup
Hasil penelitian menyimpulkan setidaknya ada 2 unsur penting dalam habbatussauda yaitu Nigellone dan Thymoquinone. Nigellone adalah zat yang berkhasiat untuk mencegah terjadinya kejang otot dan melebarkan saluran pernafasan. Sehingga jintan hitam ini sangat efektif untuk pengobatan penyakit yang berhubungan dengan gangguan otot dan pernafasan (misalnya batuk dan flu). Selain itu, nigellone bersifat antihistamin, sehingga sangat baik untuk mengatasi berbagai gangguan alergi. Thymoquinone memiliki sifat antinyeri dan antiradang.
Jintan hitam memiliki beberapa aktivitas biologis antara lain: antivirus, antikanker, anti-angiogenik, antioksidan, dan peroksidasi lipid, juga memiliki aktivitas antivirus terhadap Infectious Laryngotracheitis virus (ILTV).
Proses pengolahan produk (product processing and quality control) biji-biji Habbatussauda’ dilakukan pada 2 jenis proses, yang terdiri dari 8 tahap proses pengolahan bahan (manufacturing process) dan 6 tahap proses pengontrolan mutu (quality control process). Secara morfologi biji pada jintan hitam dapat diamati dengan melihat kulit biji, inti biji dan tali pusar. Sedangkan secara anatomis, bentuk penampang biji jintan hitam secara umum sama halnya dengan tanaman lainnya yang terdiri dari ovule, endosperma, embrio, testa, buah, endospermic biji.



DAFTAR PUSTAKA
Asniyah.2009. Efek Antimikroba Minyak Jintan Hitam (Nigella Sativa) terhadap Pertumbuhan Escherichia Coli In Vitro. Jurnal Biomedika, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2009.
Gunawan, Didik. 2000. Ramauan Tradisional untuk Keharmonisan Suami Istri. Jakarta: PT Penebar Swadaya.
Hairrudin. 2005. Pengaruh Pemberian Ekstrak Jinten Hitam Dalam Mencegah Stres Oksidatif Akibat Latihan Olahraga Anaerobik Pada Tikus Putih. Jurnal Biomedis, Volume III, No 1, Nopember 2005.
Lina, Winarti; Nurlaila Sri Wahyuni. 2007. Uji Toksisitas Akut Campuran Serbuk Biji Jinten Hitam (Nigella sativa, l.), Biji Kelabet (Trigonella foenum graecum, l.), Dan Gingseng (Panax gingseng, C.A.. Mey). Spirulina, Edisi Khusus, April 2007.
Mulyani, Sri E.S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Santa, IGP; Abdul Rahman. 2003. Botani Farmasi I Anatomi dan Morfologi Tumbuhan. Surabaya: Airlangga Press.
Sastroamidjoyo, Seno. 2001. Obat Asli Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.
Subiyanto, AA dan Dinding HP. 2008. Pengaruh Minyak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa, l.) Terhadap Derajat Inflamasi Saluran Nafas. Majalah Kedokteran Indonesia, 2008, Vol 58, No 6, Juni, p200-204.
Wahyudi,Eko Hendri; Soewarni; Syamsulina Revianti. 2008. Efek Ekstrak Nigella Sativa Terhadap Regenerasi Sel Asini Kelenjar Parotis Tikus Wistar Dengan Diabetes Mellitus Tipe 1. DENTA Jurnal Kedokteran Gigi FKG-UHT Vol 2 No 1 Februari 2008.
Yudianto, Suroso Adi. 1992. Mengerti Morfologi Tumbuhan (Apa dan Mengapa). Bandung: Penerbit Tarsito Bandung.
PETA KONSEP
SALINAN PUSTAKA
Asniyah.2009. Efek Antimikroba Minyak Jintan Hitam (Nigella Sativa) terhadap Pertumbuhan Escherichia Coli In Vitro. Jurnal Biomedika, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2009.
Gunawan, Didik. 2000. Ramauan Tradisional untuk Keharmonisan Suami Istri. Jakarta: PT Penebar Swadaya.
Hairrudin. 2005. Pengaruh Pemberian Ekstrak Jinten Hitam Dalam Mencegah Stres Oksidatif Akibat Latihan Olahraga Anaerobik Pada Tikus Putih. Jurnal Biomedis, Volume III, No 1, Nopember 2005.
Lina, Winarti; Nurlaila Sri Wahyuni. 2007. Uji Toksisitas Akut Campuran Serbuk Biji Jinten Hitam (Nigella sativa, l.), Biji Kelabet (Trigonella foenum graecum, l.), Dan Gingseng (Panax gingseng, C.A.. Mey). Spirulina, Edisi Khusus, April 2007.
Mulyani, Sri E.S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Santa, IGP; Abdul Rahman. 2003. Botani Farmasi I Anatomi dan Morfologi Tumbuhan. Surabaya: Airlangga Press.
Sastroamidjoyo, Seno. 2001. Obat Asli Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.
Subiyanto, AA dan Dinding HP. 2008. Pengaruh Minyak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa, l.) Terhadap Derajat Inflamasi Saluran Nafas. Majalah Kedokteran Indonesia, 2008, Vol 58, No 6, Juni, p200-204. Abstrak.
Wahyudi,Eko Hendri; Soewarni; Syamsulina Revianti. 2008. Efek Ekstrak Nigella Sativa Terhadap Regenerasi Sel Asini Kelenjar Parotis Tikus Wistar Dengan Diabetes Mellitus Tipe 1. DENTA Jurnal Kedokteran Gigi FKG-UHT Vol 2 No 1 Februari 2008.
Yudianto, Suroso Adi. 1992. Mengerti Morfologi Tumbuhan (Apa dan Mengapa). Bandung: Penerbit Tarsito Bandung.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar