Senin, 17 Oktober 2011

Preskripsi



KONSELING

TUGAS
Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Preskripsi pada tingkat semester 2 Program Studi Farmasi (S1) Universitas Jember.

DISUSUN OLEH:
Anita Meilina Akhmad         (102210101043)


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
JUNI 2011

KONSELING
Pendahuluan
Salah satu peran profesi farmasis yang sekarang semakin berkembang di Indonesia adalah farmasis sebagai konsultan obat, tidak hanya untuk sejawat kesehatan lain tetapi langsung kepada pasien. Salah satu hal yang paling menonjol dari interaksi seorang farmasis dengan pasien adalah konseling terutama mengenai obat yang digunakan pasien. Konseling itu sendiri adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons di tahun 1908 saat ia melakukan konseling karier. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian mengembangkan pendekatan terapi yang berpusat pada klien (client centered). Menurut Burks dan Stefflre,konseling merupakan suatu hubungan professional antara konselor terlatih dengan seorang pasien. Hubungan dirancang untuk membantu pasien (klien) memahami dan memperjelas pandangan hidupnya, dan belajar mencapai tujuan yang ditentukan sendiri melalui pilihan-pilihan yang bermakna dan penyelesaian masalah emosional antar pribadi. Jadi dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya seseorang yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang memberikan dukungan (konselor), beserta dorongan yang sedemikian rupa sehingga klien dapat memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam menangani pemecahan masalah.
Sedangkan konseling obat adalah suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan obat. Atau dapat diartikan sebagai proses pemberian kesempatan kepada pasein untuk mengeksplorasikan diri yang dapat mengarah pada peningkatan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran tentang penggunaan obat yang benar.
Pada umumnya konseling berasal dari pendekatan humanistik dan client centered. Konselor juga berhubungan dengan permasalahan sosial, budaya, dan perkembangan selain permasalahan yang berkaitan dengan fisik, emosi, dan kelainan mental. Dalam hal ini, konseling melihat kliennya sebagai seseorang yang tidak mempunyai kelainan secara patologis. Konseling merupakan pertemuan antara konselor dengan kliennya yang memungkinkan terjadinya dialog dan bukannya pemberian terapi atau treatment. Konseling juga mendorong terjadinya penyelesaian masalah oleh diri klien sendiri.


Jawablah pertanyaan dibawah ini :
1.      Jelaskan tahap konseling yg anda harus persiapkan dg suatu contoh kasus
"Anda menerima pasien orang tua berumur 70 tahun, jenis kelamin laki-laki yang menerima sediaan obat inhaler untuk penyakit asma". Coba dirinci apa yang harus anda lakukan?
Jawab:
1.1 Tekhnik Konseling
1.1.1.    Pertanyaan utama
1.1.2.    Menerangkan dan memper-lihatkan (show and tell)
1.2  Jenis Pertanyaan
1.2.1.    Open ended question
Berupa pertanyaan-pertanyaan terbuka. Misalnya:
a.       Bagaimana penjelasan Dokter mengenai obat anda ?
b.      Bagaimana penjelasan Dokter mengenai cara penggunaan obat ini ?
c.       Bagaimana penjelasan Dokter tentang harapan setelah meng-gunakan obat ini ?

1.2.2.    Close ended question
Berupa pertanyaan-pertanyaan tertutup. Teknik “Close ended question” tidak tepat dipakai pada konseling obat sebab jawaban yang diberikan terbatas pada ya atau tidak sehingga sulit untuk mengetahui masalah pasien yang menyangkut obat. (DRP = Drug Related Problem). Misalnya:
a.       Apakah yang Dokter katakan mengenai kegunaan obat ini?
b.      Apakah yang Dokter katakan mengenai cara penggunaan obat ini?
c.       Berapa kali sehari anda gunakan obat ini?
d.      Masalah/keluhan apa yang anda rasakan selama menggunakan obat ini?
1.3  Bagan Proses Pelaksanaan  Konseling Secara Umum
1.4 TahapanProses Konseling Obat
1.4.1.  Pengenalan
Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dari konseling.
Versi (1)
Tahapan Proses Konseling:
a.    Perkenalkan diri kepada pasien
b.   Identifikasi pasien lakukan posisi fisik yang nyaman dan efektif
c.    Terangkan maksud konseling
Versi (2)
Bertujuan untuk pendekatan dan membangun kepercayaan.
Teknik:
a.    Memperkenalkan diri
b.   Menjelaskan tujuan konseling,
Misalnya: Mengapa dan berapa lama?
Tahapan Proses Konseling:
a.    Sapa pasien dengan ramah
b.   Perkenalkan diri anda
c.    Jelaskan tujuan konseling
d.   Informasikan lama waktu yang dibutuhkan.

1.4.2   Penilaian
Bertujuan untuk menilai kepahaman pasien tentang obat yang diberikan (jika perlu hubungannya dengan penyakit yang diderita).
Teknik dalam proses penilaian ada dua, yaitu :
a.     Teknik Prime Questions  (Masalah Utama)
Prime question : digunakan untuk pasien yang baru pertama kaliØ mendapat resep obat, dengan teknik prime questions kita dapat mengetahui masalah utamanya juga agar informasi yang kita sampaikan tidak bertentangan dengan dokter.
Contoh: Apa yang dokter katakana mengenai kegunaan obat ini, apa yg dokter katakana ttg penggunaan obat ini?.
b.     Teknik Show And Tell  (Perlihatkan Dan Terangkan)
Show and tell adalah teknik komunikasi dimana kita menggunakan untuk pasien yang sudah pernah mendapatkan obat yg sama tujuan kita dapat mendeteksi masalah ketidaktaatan atau adanya efek samping obat tersebut.
Contoh: masalah apa yang anda alami selama anda minum obat ini sambil menunjukkan obat tersebut kepada pasien, apa kegunaan anda minum obat ini

Versi (1)
Tahapan Proses Konseling:
a.       Menilai pemahaman pasien tentang obat yang diberikan
b.      Tekhnik dengan pertanyaan priemer open ended
Misalnya:
                                                                   i. Bagaimana penjelasan Dokter mengenai obat anda ?
                                                                 ii. Bagaimana penjelasan Dokter mengenai cara penggunaan obat ini ?
                                                               iii. Bagaimana penjelasan Dokter tentang harapan setelah meng-gunakan obat ini ?

Versi (2)
Bertujuan untuk menilai pengetahuan pasien dan kebutuhan informasi.
Perhatikan:
a.    Pasien baru / lama ?
b.    Peresepan baru / lama / OTC ?
Tekhnik : Prime Questions           
Tahapan Proses Konseling:
Pasien mendapat obat inhaler berdasarkan penilaian awal / identifikasi pada pasien baru ataupun lama adalah:
a.    Pasien baru:
Apakah sudah mendapatkan informasi tentang: nama obat, kegunaan dan cara penggunaan inhaler?
b.    Pasien Lama:
Apakah ada masalah tentang cara penggunaan inhaler, kepatuhan?

1.4.3. Pelaksanaan
            Bertujuan untuk merangsang, mengubah sikap dari pasien agar mengerti dan mengikuti regimen terapetik
            Gunakan kemahiran komunikasi lisan dan bukan lisan serta tehnik Show and Tell.

Versi (1)
Tahapan Proses Konseling:
a.       Untuk merangsang, merobah sikap dari pasien agar mengerti dan mengikuti regimen terapi
b.      Dengarkan dengan baik keluhan dan penjelasan pasien
c.       Berikan penjelasan yang harus diberikan dengan mengunakan kemahiran komunikasi verbal dan non verbal

Versi (2)
Tahapan Proses Konseling:
Dalam proses pelaksanaannya yaitu berupa pemberian informasi kepada pasien (klien). Yang bertujuan untuk mendorong perubahan sikap/prilaku pasien (klien) agar memahami dan mengikuti regimen terapi.
Tekhnik : Show & Tell, yaitu dengan memberikan informasi pokok tentang:
a.    Nama obat dan bentuk sediaan
b.    Kegunaan inhaler
c.    Cara menggunakan inhaler
d.   Cara penyimpanan
(suhu<30 C, terlindung cahaya)
Dibantu dengan pengunaan sarana poster inhaler, yang meliputi:
a.    Cara Penggunaan Inhaler tersebut
b.    Mengeluarkan dahak / lendir (bila ada)
c.    Latihan nafas
d.   Periksa alat / wadah
e.    Tahap penggunaan dari inhaler:
                                                                        i.     Kocok dulu dan buka penutup.
                                                                      ii.     Tarik dan keluarkan nafas.
                                                                    iii.     Pasang alat dimulut.
                                                                    iv.     Ambil nafas pelan-dalam dan tekan alat
                                                                      v.     Tutup mulut,tahan nafas 5-10 detik,alat dilepas.
                                                                    vi.     Keluarkan nafas lewat hidung,bila ada dosis ke-2, beri jarak 5 mnt.
                                                                  vii.     Cuci mulut atau berkumur.

1.4.4. Pengujian (Verifikasi)
            Bertujuan untuk memastikan pasien memahami, dan mengerti apa yang sudah kita terangkan
            Fill in the gaps (betulkan atau tambahkan, jika ada yang terlupa)
            Jawablah jika ada pertanyaan dari pasien

Versi (1)
Tahapan Proses Konseling:
a.    Untuk memastikan apakah memahami dan mengerti apa yang sudah diterangkan dengan meminta pasien untuk mengulangi penjelasan yang telah diberikan
b.    Betulkan dan tambahkan jika ada yang kurang/terlupa
c.    Berikan jawaban jika ada pertanyaan dari pasien
Versi (2)
Bertujuan untuk memastikan apakah pasien memahami informasi yang sudah disampaikan dan mengulang hal-hal penting.
Tehnik : fill in the gaps
Tahapan Proses Konseling:
a.    Bertanya tentang pemahaman informasi yang disampaikan.
b.    Meminta pasien untuk menceritakan dan memperagakan ulang cara penggunaan.

1.4.5. Kesimpulan Dan Penutup
          Dengan menawarkan bantuan pada pasien (klien) jika ada masalah.

Versi (1 dan 2)
Dalam proses pelaksanaan versi 1 maupun versi 2 adalah dengan proses tindak lanjut, yaitu berupa pemantauan khusus pada pasien.
Bertujuan untuk mengikuti perkembangan pasien dan agar dapat memonitoring keberhasilan pengobatan.
Tehnik :
a.    Membuat patient medication record (PMR)
b.    Komunikasi melalui telepon.
Tahapan Pelaksanaan Konseling:
a.       Ingatkan waktu untuk control.
b.      Berikan salam dan ucapkan “semoga lekas sembuh”
c.       Lakukan pencatatan pada kartu konseling/ PMR.


2.      Sebutkan apa saja kriteria pasien yang diberikan konseling?
Jawab:
Obyek pasien yang diberikan konseling :
a.       Mempunyai masalah kesehatan komplikasi
b.      Terapi obat yang lebih dari lima / polifarmasi
c.       Pasien yang mendapat perhatian khusus seperti obat yang mempunyai IT sempit, obat yang diketahui potensial menyebabkan interaksi, dll
d.      Pasien mendapat obat yang memerlukan teknik khusus dalam pemakaiannya seperti suppositoria, inhaler, tetes mata
e.       Pasien dengan kondisi khusus seperti pasien wanita hamil, menyusui, pediatrik


3.      Jelaskan dengan rinci, apakah tujuan dan manfaat konseling dari sisi pasien dan apoteker?
Jawab:
Tujuan utama dilakukannya konseling adalah untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi yang dijalaninya. Selain itu,fungsi lain diantaranya sebagai konsultasi obat, dan juga untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap adanya kemungkinan terjadinya kejadian – kejadian terkait reaksi obat yang tidak dikehendaki Drug Related Problems (DRP).
Tujuan Umum Konseling
a.    Membina hubungan / komunikasi farmasis dengan pasien dan membangun kepercayaan pasien kepada farmasis.
b.    Memberikan informasi yang sesuai kondisi dan masalah pasien.
c.    Membantu pasien menggunakan obat sesuai tujuan terapi dengan memberikan cara / metode yang memudahkan pasien menggunakan obat dengan benar.
Tujuan Khusus:
Beberapa tujuan lain dari konseling adalah :
a.    Meningkatkan hubungan kepercayaan antara apoteker dengan pasien.
b.    Menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien.
c.    Membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan dengan penyakitnya.
d.   Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi yang dijalani.
e.    Merupakan tanggung jawab profesi sebagai provider kesehatan.
f.     Mencegah/meminimalkan terjadinya Drug Related Problems (DRP) yang dapat merugikan pasien.
g.    Memberikan informasi yang benar mengenai obat.
h.    Meningkatkan kemampuan pasien dalam mengatasi reaksi obat yang tidak dikehendaki.
i.      Menurunkan biaya pengobatan.
j.      Sebagai bagian dari asuhan kefarmasian.
k.    Membimbing dan mendidik pasien dalam menggunakan obat sehingga dapat mencapai tujuan pengobatan.
l.      Mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan.
Manfaat konseling terbagi menjadi dua, yaitu manfaat bagi farmasis, dan manfaat bagi pasien.
Manfaat Bagi Pasien :
a.    Meningkatkan kepatuhan pasien.
b.    Mengurangi kesalahan dalam penggunaan obat (DPR).
c.    Meminimalkan reaksi obat yang tidak dikehendaki.
d.   Menjamin obat yang aman dan efektif.
e.    Memperoleh informasi tambahan baik mengenai obat maupun panyakit.
f.     Lebih yakin bahwa obat aman dan efektif
g.    Pasien mengerti tentang penyakit dan terapi obatnya
h.    Mengefektifkan biaya pengobatan.
i.      Kebutuhan psikologis pasien/ kebutuhan emosional
j.      Self Medication
Manfaat Bagi Farmasis :
a.    Mendapatkan legalitas/perlindungan hukum bagi Apoteker
b.    Menjaga status profesi sebagai tim kesehatan (Profesionalitas)
c.    Meningkatkan kepuasan kerja dan mengurangi stress
d.   Penerimaan ekonomi ( jasa profesi, kepatuhan menebus resep )
e.    Merupakan service unggulan

Keuntungan konseling bagi profesi Farmasi :
a.       Perlindungan hukum bagi Apoteker
b.      Meningkatkan status profesi sbg tim kesehatan
c.       Meningkatkan kepuasan kerja
d.      Merupakan service unggulan
Keuntungan konseling bagi pasien :
a.       Menjamin keamanan & efektifitas pengobatan
b.      Mendapatkan penjelasan tambahan mengenai penyakit
c.       Membantu dlm merawat/perawatan kesehatan sendiri
d.      Membantu pemecahan masalah terapi dlm situasi tertentu
e.       Menurunkan kesalahan penggunaan obat
f.       Meningkatkan kepatuhan dlm menjalankan terapi
g.      Menghindari reaksi obat yg tdk diinginkan
h.      Meningkatkan efektivitas & efisiensi biaya kesehatan
Keuntungan konseling bagi apoteker :
a.       Menjaga citra profesi sbg bagian dari tim pelayanan kesehatan
b.      Mewujudkan bentuk pelayanan asuhan kefarmasian sbg tanggung jawab profesi apoteker
c.       Menghindari apoteker dari tuntutan krn kesalahan penggunaan obat (Medication error)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar