Senin, 17 Oktober 2011

Biologi Kimia

KARAKTERISASI ENZIM α-AMILASE EKSTRASEL
DARI ISOLAT BAKTERI TERMOFIL SW2
Berbagai jenis isolate mikroorganisme telah diketahui memiliki peranan yang besar sebagai penghasil enzim yang digunakan dalam industry karena bersifat spesifik dibandingkan dengan katalis anorganik. Enzim mempunyai nilai ekonomi tinggi. Dalam industry pangan, enzim α-amilase berfungsi menyediakan gula hidrolisis pati sehingga dapat dimanfaatkan untuk produksi sirup glukosa atau sirup fruktosa. Dalam industry tekstil, enzim ini dapat digunakan untuk membantu dalam proses penghilangan pati.
Enzim α-amilase adalah enzim ekstrasel yang mengkatalis reaksi pemotongan ikatan glukosidik α à 1,4 pada bagian dalam molekul substrat (endoenzim). Penekitian ini bertujuan memproduksi enzim α-amilase ekstrasel. Sumber enzim yang digunakan bakteri termofil Bacillus SW2 yang telah diisolasi.
            Percobaan dilakukan dengan mikroorganisme isolate bakteri termofil SW2. Komposisi media agar yang digunakan adalah maizena, agar teknis, gum gellan “Gelrite”, dan beberapa media lainnya. Inokulum yang disiapkan diamsukkan secara aseptic kedalam media fermentasi lalu diinkubasi. Cairan fermentasi (broth) yang mengandung α-amilase ekstrasel dipisahkan. Filtrate enzim dipekatkan dengan ultrafiltrasi, untuk menahan komponen yang emmpunyai ukuran partikel yang relative besar serta melewatkan pelarut dan zat terlarut dengan ukuran partikel yang lebih kecil juga menjaga kestabila enzim selama penyimpanan.
            Penentuan keaktifan berdasarkan pada penguraian substrat oleh enzim. Penentuan kadart protein ditentukan dengan metode Bradford. Kondisi optimum bagi keaktifan enzim α-amilase ditentukan dengan memvariasikan suhu dan pH. Filtrat yang mengandung enzim diinkubasi dengan berbagai senyawa ion logam. Sedangkan pengaruh agen-agen pendenaturasi protein dilakukan dengan cara menginkubasi filtrate enzim dengan senyawa SDS, EDTA, dan Urea. Enzim hasil isolasi ditentukan massa molekulnya secara elektroforesis menggunakan gel poliakrilamid natrium dodesil sulfat.
            Hasil penelitian ini menghasilkan, pemekatan enzim menyebabkan tingkat kemurnian naik, kenaikan ini disebabkan karena molekul air danjuga protein lain yang ukurannya lebih kecil dari 3 kDa dapat terlewatkan sehingga memberikan kenaikan keaktifan spesifik. Suhu optimum bagi keaktifan α-amilase yang diperoleh dari hasil percobaan yaitu 70o C. α-amilase termofil memiliki keaktifan antara 60 – 80o C dan kehilangankeaktifannya pada suhu dibawah 40oC. Sedangakn enzim α-amilase ekstarsel dari isolate bakteri termofil SW2 menjadi tidak aktif pada suhu 100oC.
            Senyawa garam klorida digunakan karena pengaktifan α-amilase menurun sesuai urutan Cl- > Br- > I-. Terdapat embap macam ion logam yang dapat meningkatkan keaktifan α-amilase hasil isolasi yaitu K+, Na+, Ca2+ dan Mn2+ serta tiga macam ion logam yang dapat menghilangkan keaktifan α-amilase  hasil isolasi yaitu Ni2+, Zn2+ dan Fe3+. Keaktifan enzim menurun sejalan dengan bertambahnya konsentrasi SDS. Urea sebagai agen pendenaturasi protein juga mampengaruhi kektifan enzim. Dari hasil elektroforesis diperoleh satu pita protein yang menunjukkan keaktifan katalitik enzim terhadap substrat pati.
            Kesimpulannya enzim kasar α-amilase merupakan enzim ekstrasel dengan suhu dan tingakat keasaman 70oC dan pH 6,0.Pengaruh ion-ion logam dan senyawa pendenaturasi terhadap keaktifan katalitiknya. Kestabilan keaktifan menunjukkan bahwa keaktifan enzim dapat dipertahankan pada suhu yang relative rendah selama proses penyimpanannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar