Senin, 10 Oktober 2011

Perkembangan IPTEK dalam Islam

PERKEMBANGAN IPTEK DALAM ISLAM
Disusun Oleh:
Anita Meilina Akhmad (102210101043)


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2010

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin dan tepat waktu. Makalah ini berisi tentang kemampuan IPTEK di bidang agama, khusunya Islam. Buku ini juga memberikan pengertian dasar dan macam-macam hal yang berkenaan dengan IPTEK dalam agama Islam. Makalah ini kami selesaikan atas dasar adanya kegiatan kemahasiswaan universitas kami.
            Materi-materi yang terdapat dalam makalah ini juga dirangkum dalam satu kesatuan yang dapat menjadi paduan ataupun penunjang dalam pembelajaran bidang agama Islam. Di dalam makalah ini juga dilengkapi dengan ayat-ayat suci Al-Quran untuk menerangkan Firman Allah SWT dalam berbagai peristiwa.
            Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan perlu perbaikan. Demi kesempurnaan makalah ini, kami mengharap adanya kritik dan saran dari para pembaca sekalian.
Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dan memberikan masukan hingga terselesaikannya makalah ini.


Jember, September 2010
    
Penyusun
 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Ajaran – ajaran islam yang diyakini oleh umat islam mengandung nilai – nilai islami yang memiliki peran yang sangat penting didalam mengembangkan kebudayaan alam. Disamping itu, ajaran – ajaran islam juga dapat membumikan ajaran utama (yang sebagai syariah) sesuai dengan kondisi dan kebutuhan hidup umat manusia. Manusia sering dikatakan sebagai makhluk yang paling tinggi dibandingkan dengan makhluk lainnya. Tingginya harkat dan martabat manusia karena manusia mempunyai akal budi. Dengan adanya akal budi lah, manusia mampu menghasilkan kebudayaan yang cenderung membuat manusia menjadi lebih baik dan lebih maju. Dengan kebudayaan tersebut manusia memperoleh banyak kemudahan dan kesenangan hidup. Akal budi pun mampu menciptakan dan melahirkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan keseluruhan yang dihasilkan akal budi tersebut dapat dikelola untuk menghasilkan produk – produk yang dapat dimanfaatkan oleh manusia guna menuju peradaban yang modern.
Seiring dengan berkembangnya IPTEK manusia akan lebih dapat memilah – milah bagian – bagian yang positif dan negatif untuk diri pribadi dan orang lain. Dengan peradaban manusia yang semakin modern maka pola pikir manusia akan lebih berkembang. Apabila dikaitkan dengan sejarah peradaban islam maka manusia merupakan suatu fungsi yang digunakan untuk meneruskan peradaban dimasa lalu untuk menjalankan peradaban modern. Sejarah peradaban islam digunakan sebagai pedoman agar manusia tidak terjerumus dalam hal – hal yang negatif.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana konsep IPTEK dalam islam?
2.      Bagaimana integrasi iman dan amal dalam IPTEK?
3.      Apa hikmah dari orang yang beriman dan berilmu?
Apa tanggung jawab ilmuan terhadap lingkungan?
 
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Konsep IPTEK dalam islam
Banyak ayat Al-Qur’an yang mengharuskan seseorang untuk menggunakan akal dan pendengarannya sebagai media untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Telah terbit banyak buku dan VCD tentang Al-Qur’an sebagai sumber Ilmu pengetahuan; tentu saja Al-Qur’an bukan kitab ilmu pengetahuan.
Namun di dalam sejumlah ayatnya terdapat banyak fakta ilmiah yang dinyatakan secara sangat ringkas dan mendalam yang baru dapat ditemukan dengan teknologi abad ke dua puluh. Fakta-fakta ini belum dapat diketahui semasa Al-Qur’an diwahyukan dan ini semakin membuktikan bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah.
Di masa lalu, para Ilmuwan Muslim seperti Avecina, Al-Khawarijmi, dan lain-lain adalah orang-orang terdepan dalam pengembangan Iptek. Banyak peninggalan hasil karya dari para Ilmuwan Muslim yang sangat mengagumkan. Sekarang, orang-orang Islam meninggalkan ajaran Agamanya, maka mereka pun menjadi kaum yang tertinggal.
Dunia Barat mengklaim bahwa kemajuan ilmu pengetahuan yang telah diraih selama berabad-abad merupakan akibat langsung dari terpisahnya agama dari kehidupan praktis manusia dengan konsep pemisahan antara gereja dengan negara. Sepanjang sejarah Eropa, kekuatan gereja telah banyak menindas dan memperlakukan rakyat dengan semena-mena, sehingga tidak ada sedikit pun kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan yang berhasil diraih.
Oleh karena itu, agama dianggap tidak praktis, tidak fleksibel, dan penuh dengan pertentangan sehingga dipandang sebagai penghambat perkembangan dan kemajuan manusia. Namun, hal ini berbeda dengan kenyataan yang dialami oleh umat Islam terdahulu. Sejarah mencatat bahwa mereka telah mengukir zaman keemasannya dengan terang dan gemilang. Pada abad ke-10, kemajuan sains dan teknologi serta peradaban telah mencapai puncak kemajuan dan perkembangannya. Pada abad itu pusatpusat perkembangan sains telah muncul di berbagai tempat.
Ada tiga tempat yang dapat memicu perkembangan sains yang sangat gemilang, yaitu Timur Tengah Mesir, Pantai Utara Afrika, dan Andalusia. Saat itu dunia Islam memiliki gaya hidup khas yang lebih superior daripada dunia Barat. Baghdad, ibu kota Khilafah Abbasiyah ketika itu merupakan kota terbesar dan merupakan kosmopolitan yang menjadi perantara antara dunia Mediterania dan Hindu-Cina di Timur.
            Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa pemerintahan Islam tersebut antara lain karena adanya definisi yang jelas tentang ilmu pengetahuan (science). Islam membedakan dua wilayah bahasan yang berkaitan dengan pengetahuan. Wilayah pertama berkaitan dengan urusan-urusan kemanusiaan yang mencakup politik, sosial, ekonomi, hukum, peribadahan, dan lainnya. Wilayah kedua berkaitan dengan ilmu pengetahuan murni. Pada wilayah pertama, pengetahuan harus bersumber dari wahyu (kitab suci Allah). Wahyu menyuruh dan memerintahkan seluruh umat Islam untuk mengembalikan seluruh persoalan hanya kepada Allah (Al-Quran). Ada pun wilayah kedua bersifat terbuka, yaitu yang berkaitan dengan ilmu murni (pure science), yang dihasilkan dari hasil olah pemikiran dan pemahaman manusia terhadap alam semesta. Ilmu pengetahuan ini tidak berkaitan dengan pandangan hidup seseorang, baik kapitalisme, Budhaisme, Kristianisme, maupun Islamisme.
Dengan pembagian dan definisi tersebut, umat Islam pada masa pemerintahannya di masa silammampu meraih kemajuan dalam semua bidang ilmu pengetahuan yang ada masa itu, bahkan mampu menjadi pionir dalam mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan yang baru.

2.      Integrasi Iman dan Amal
Diakui bahwa iptek, disatu sisi telah memberikan “berkah” dan anugrah yang luar biasa bagi kehidupan umat manusia. Namun di sisi lain, iptek telah mendatangkan “petaka” yang pada gilirannya mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Kemajuan dalam bidang iptek telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan uamt manusia. Perubahan ini, selain sangat cepat memiliki daya jangkau yang amat luas. Hampir tidak ada segi-segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh perubahan. Perubahan ini pada kenyataannya telah menimbulkan pergeseran nilai nilai dalam kehidupan umat manusia, termasuk di dalamnya nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan.
Dalam perkembangannya lebih lanjut, setelah terjadi revolusi industri di Barat , terutama sepanjang abad XVIII dan XIX, sains bahkan menjadi “agama baru” atau “agama palsu”(Pseudo Religion). Dalam kajian teologi modern di Barat, timbul mazhab baru yang dinamakan “saintisme” dalam arti bahwa sains telah menjadi isme, ideologi bahkan agama baru. Namun sejak pertengahan abad XX, terutama seteleh terjadi penyalahgunaan iptek dalam perang dunia I dan perang dunia II, banyak pihak mulai menyerukan perlunya integrasi ilmu dan agama, iptek dan imtak. Pembicaraan tentang iptek mulai dikaitkan dengan moral dan agama hingga sekarang (ingat kasus kloning misalnya). Dalam kaitan ini, keterkaitan iptek dengan moral (agama) di harapkan bukan hanya pada aspek penggunaannya saja (aksiologi), tapi juga pada pilihan objek (ontologi) dan metodologi (epistemologi)-nya sekaligus.
Di Indonesia, gagasan tentang perlunya integrasi imtak dan iptek ini sudah lama digulirkan. Hal ini, selain karena adanya problem dikotomi antara apa yang dinamakan ilmu-ilmu umum (sains) dan ilmu-ilmu agama (Islam), juga disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa pengembangan iptek dalam sistem pendidikan kita tampaknya berjalan sendiri, tanpa dukungan asas iman dan takwa yang kuat, sehingga pengembangan dan kemajuan iptek tidak memiliki nilai tambah dan tidak memberikan manfaat yang cukup berarti bagi kemajuan dan kemaslahatan umat dan bangsa dalam arti yang seluas-luasnya.
Secara lebih spesifik, integrasi imtak dan iptek ini diperlukan karena empat alasan.
a.        sebagaimana telah dikemukakan, iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan takwa kepada Allah SWT. Sebaliknya, tanpa asas imtak, iptek bisa disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. Iptek dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Jika demikian, iptek hanya absah secara metodologis, tetapi batil dan miskin secara maknawi.
b.      pada kenyataannya, iptek yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan hedonistik, yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita.
c.       dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan jasmani), tetapi juga membutuhkan imtak dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan spiritual). Oleh karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat.
d.      imtak menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtak, segala atribut duniawi, seperti harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya mencari ridha Tuhan, hanya akan mengahsilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu
والذين كفروا أعمالهم هي بمثابة سراب على مستوى الأرض ، والتي كان من المفترض أن تلك المياه عن طريق العطش منظمة الصحة العالمية ، ولكن عندما ذهب في الماء ، ولم تجد أي شيء. ووجد (توفير) الجانب الله ، ثم أعطاه الله حساب الأعمال مع كفى بالله وسريعة جدا في الاعتبار.

Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya.
(Q.S. An-Nur:39).
Maka integrasi imtak dan iptek harus diupayakan dalam format yang tepat sehingga keduanya berjalan seimbang (hand in hand) dan dapat mengantar kita meraih kebaikan dunia (hasanah fi al-Dunya) dan kebaikan akhirat (hasanah fi al-akhirah) seperti do’a yang setiap saat kita panjatkan kepada Tuhan:
وبين لهم أن هناك الناس الذين يصلون : "يا رب أعطنا جيدة ونحن في هذا العالم ، وخير في الآخرة ، وينقذنا من عذاب جهنم"

Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka” (Q.S. Al-Baqarah :201).
3.      Keutamaan Orang Beriman dan Berilmu
Beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia:
a) Iman melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda
Orang-orang beriman hanya prcaya kepada kekuatan dan kekuasaan allah. kepercayaan dan
keyakinan yang demikian memberikan sikap mendewa-dewakan manusia yang kebetulan
sedang memegang kekuasaan;menghilangkan kepercayaan kepada ,kesaktian benda-benda keramat, jampi-jampi dan sebagainya
b) Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut
Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian itu ditangan allah
Firman allah:
Dimana saja kamu berada,kematian akan datang mendapatkan
Kamu kendatipun kamu dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.
(An-nisaa,4:78)
c) iman menanamkan sikap dalam kehidupan
rezki atau mata pncaharian memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.banyak
orang yang melepaskan pendiriannya karena kepentingan penghidupannya.
Firman allah:
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
Dan tidak ada satu binatang melatapun di bumi melainkan allah lah yang memberi
rezekinya,dandia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya (lauh
mahfud
).(hud,11;6)
d) iman memberikan ketentraman jiwa
acapkali manusia dilanda resah dan duka cita,digoncang oleh keraguan dan
kebimbangan.orang beriman mempunyai keseimbangan,hatinya
tentram(mutmainnah),jiwanya tenang(sakinah).
e) iman mewujudkan kehidupan yang baik(hayatan tayibah)
kehidupan yang baik ialah kehidupan oran-orangyangselalu melakukan
kebaikan,mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik
f) iman melakukan sikap ikhlas dan konsekuen
iaman memberikan pengaruh kepada seseorang untuk selalu berbuat dengan ikhlas,tanpa
pamrih.orang yang beriman akan senang tiasa konsekuen dengan apa yang telah
diikrarkannya, baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya

4.      Tanggungjawab ilmuwan terhadap lingkungan
Ilmuwan sebagai orang yang berilmu dan khalifah di muka bumi ini bertanggungjawab penuh untuk menjaga bumi khususnya kelestarian lingkungan karena ilmu yang dimilikinya harus diamalkan untuk sekitarnya.
Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa ketika Allah akan membuat manusia (khalifah) pertama kali (Nabi Adam) malaikat protes kepada Allah SWT, karena manusia hanya akan berbuat kerusakan di muka bumi ini dan sampai saling membunuh. Tapi Allah SWT menjawab :
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS. Al Baqarah 30 yaitu  وَ إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَن يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَ نَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ
Akan diturunkannya khalifah pertama kali ke muka bumi ini yaitu Nabi Adam untuk memberikan ajaran – ajaran Allah kepada umat manusia dan tujuan Allah menciptakan manusia untuk menyembah dan beribadah kepada Allah SWT. Agar mereka selamat dunia dan akhirat.
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan makalah ini mengenai perkembangan IPTEK dalam islam adalah dengan mempelajari IPTEK kita bukan hanya mengerti dan mendapat ilmu tetapi kita juga dapat meningkatkan iman, taqwa, dan amal kita terhadap Allah SWT. Selain itu kita juga bisa mengetahui kebesaran – kebesaran Allah sehingga kita sebagai manusia dapat menjaga dan merawat lingkungan yang menjadi salah satu kebesaran-NYA.
Apabila kita bisa melaksanakannya, insya Allah kita akan hidup bahagia di dunia dan akhirat. Dan Allah akan menjaga kita dari perbuatan yang akan merusak bumi.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar